Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Sawah Terendam Banjir, Petani Merugi Ratusan Juta

Selasa, 08 Januari 2013 – 08:56 WIB
Sawah Terendam Banjir, Petani Merugi Ratusan Juta - JPNN.COM
Menurut Asmawi, selain karena kedangkalan Kali Sibelis dan Kali Siwaidah, sehingga air meluap ke persawahan. Banjirnya 40 hektar sawah di tiga kelurahan disebabkan karena adanya pembangunan jembatan baru di Kelurahan Keturen, yang dibangun pihak pengembang. Karena kontruksi bangunan tak sesuai, sehingga air justru mengalir ke sawah. Untuk mengatasi banjir yang berlarut-larut, karena tak akan respon dari pemerintah. Akhirnya petani melakukan insiatif, membobol jalan dengan pipa untuk mengeluarkan air dari sawah.

"Karena banjir salah satunya disebabkan karena air di Kali Sibelis dan Kali Siwaidah tak lancar, akibat terjadi pendangkalan. Maka kami minta Pemkot melakukan pengerukan di Kali Sibelis dan Kali Siwaidah. Karena keduanya merupakan saluran utama sawah disekitarnya, sehingga sangat vital. Kami minta Pemkot jangan tinggal diam, karena petani yang akan dirugikan," tutur Asmawi.

Ditempat sama, salah seorang petani asal kalinyamat Kulon, Wanter (35), menyatakan, dirinya memiliki satu hektar sawah, yang saat ini ditanam bawang. Karena banjir, maka dirinya terpaksa melakukan panen dini terhadap bawang yang belum layak panen. "saya bingung, kalau tidak dipanen maka semua tanaman bawang akan busuk. Dari pada kerugian membengkak, maka terpaksa saya lakukan panen dini," ujarnya.

Hal senada diungkapkan Kariadi (42), petani asal Kelurahan Kalinyamat Wetan, Pemkot harus memperhatikan nasib petani, agar tidak selalu dirugikan. Sehingga masalah bajir harus disikapi serius, jangan hanya diam saja. Pihaknya juga minta Pemkot melakukan teguran kepada pengembangm karena kontruksi bangunan jembatan tak sesuai.

AKIBAT banjir, petani bawang di Kelurahan Kalinyamat Kulon, Keturen dan Kalinyamat Wetan, Kota Tegal mengalami kerugian ratusan juta. Petani terpaksa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close