SBY Optimistis Krisis 98 Tak Terulang
Ajak Semua Pihak Pertahankan Momentum PertumbuhanSelasa, 07 Oktober 2008 – 07:44 WIB
Senin (6/10) SBY menggelar rapat kabinet paripurna pertama pascalebaran di gedung utama secretariat negara. Selain para menteri, SBY juga mengundang para pelaku ekonomi serta pimpinan media cetak dan elektronik. Rapat yang khusus membahas gejolak ekonomi global akibat krisis keuangan Amerika Serikat tersebut berlangsung selama empat jam dari pukul 02.00 hingga 16.00.
’’Insya Allah Indonesia tidak akan mengalami krisis ekonomi seperti yang terjadi pada 10 tahun yang lalu,’’ kata SBY kemarin. ’’Saya tidak bilang akan aman-aman saja. Tetapi saya yakin kalau kita bersatu, bersinergi, nightmare 1997/1998 tidak terjadi,’’ sambungnya.
Menurut SBY,penyebab krisis 1998 saat itu salah satunya karena terjadi misgovernment, korupsi, transisi politik, insecurity bagi etnis Tionghoa, kenaikan harga yang sangat tinggi, konflik komunal, dan sebagainya.
Semua itu, kata SBY saat ini tidak terjadi. Transisi politik berjalan cukup baik. Indonesia berhasil menjalankan pemilu, pilpres, dan pilkada dengan tertib dan aman. Misgovernment juga tidak terjadi lagi karena situasi politik sudah cukup stabil. ’’Meskipun hubungan pemerintah dengan DPR atau saya dengan DPR selalu ada pasang surutnya. Ada interpelasi, ada angket , tetapi relatif stabil,’’ kata SBY.
Situasi keamanan juga tidak perlu dikhawatirkan. Selain itu, kata SBY, pada 1998, situasi perekonomian pada 1998 lebih buruk dari saat ini. SBY lantas memaparkan grafik-grafik yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat. ’’Kita bersyukur kondisi yang ekstrim itu tidak terjadi sekarang ini. Tidak seburuk 1998. Tapi jangan lalai. Harus waspada,” tandas SBY.
Misi pemerintah dan pelaku ekonomi saat ini, kata SBY, adalah memelihara momentum kebangkitan nasional. Juga mengelola dampak krisis keuangan Amerika Serikat agar tidak mengancam momentum pertumbuhan ekonomi.