SBY tak Setuju Usulan Tambah Masa Jabatan Presiden
JAKARTA - Penolakan kubu Prabowo-Hatta atas hasil Pilpres 2014 yang telah ditetapkan KPU, memunculkan wacana usulan perpanjangan masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). SBY pun menanggapi usulan yang diajukan sejumlah pihak tersebut.
Menurut Presiden RI keenam itu, usulan perpanjangan masa jabatannya hingga satu tahun ke depan, bukanlah suatu solusi untuk meredakan ketegangan politik yang saat ini terjadi. SBY pun menilai usulan tersebut ganjil dan tidak tepat.
"Saya katakan itu bukan solusi, itu bukan opsi yang baik," tegas SBY melalui wawancara yang diunggah dalam situs Youtube.com.
SBY melanjutkan, seluruh jajaran pemerintah termasuk dirinya justru harus berupaya memenuhi jadwal kenegaraan yang sudah ada dan menjaga regularitas demokrasi.
Dia menguraikan, pergantian kepemimpinan nasional dan pergantian pemerintahan hasil pemilu, harus bisa ditepati.
Untuk itu, kata SBY, pada 20 Oktober nanti, pihaknya akan memastikan bahwa tugas dan kewajibannya dalam memimpin negara, sudah berakhir.
"Dan kemudian presiden baru dengan pemerintahannya bisa memulai tugas dan pengabdiannya untuk bangsa dan negara dengan dukungan kita semua," katanya.
Presiden 64 tahun itu memaparkan, secara keseluruhan proses demokrasi di Indonesia sudah makin matang dan terus mengalami kemajuan.
Hal tersebut dibuktikan salah satunya melalui banyaknya pujian yang datang ke Indonesia dari sejumlah tokoh internasional dan para pemimpin dunia, terkait penyelenggaran pemilu yang berjalan lancar dan damai. "Tentu ini membanggakan, dan sekali lagi patut kita syukuri," ujarnya. (ken/dod/kim)