Sebelum Latihan, Legenda Timnas Ini Kulakan Sayur Dulu
jpnn.com - SIDOARJO- Sejak pertama kali menapakkan kaki di Karanggayam-Mes Persebaya Surabaya-di awal 1995 silam, Uston Nawawi sudah menyadari bahwa usia produksi atlet tidak panjang.
Sembari menikmati kepercayaan berseragam Persebaya, pesepak bola kelahiran Klagen, Sukodono, Sidoarjo itupun tak melupakan masa senjakalanya. Sejak hari itu juga Uston telah memikirkan investasi untuk kehidupan selepas tak bermain bola.
Mula-mula yang terlintas di benaknya adalah membeli sawah. Pikiran itu tak lepas dari tempat asalnya. Klagen tempatnya dilahirkan dan dibesarkan banyak di keliling sawah. Maka gaji yang diterimanya dari jerih payahnya di Persebaya sebagian ditabung untuk kemudian dibelikan sawah.
Kini Uston memiliki puluhan sawah di Sukodono dan Wonoayu, Sidoarjo. "Jumlahnya berapa hektar saya tidak begitu mengingatnya," katanya pada Jawa Pos (induk JPNN).
Tapi, yang jelas sejak beberapa tahun lalu, dari sawah-sawah itu mengalir pundi-pundi ke rupiah tabungannya. "Sawahnya dikerjakan oleh keluarga di Klagen dan beberapa orang lainnya," tambah istri Uston, Deny Rahmawati.
Investasi Uston tidak hanya sawah. Jauh hari sebelum dirinya benar-benar menepi dari lapangan hijau, pemain yang saat ini telah berusia 37 tahun itu juga membangun bengkel bubut. Letaknya di Klagen. Dari tempat itu, dikerjakan berbagai pesanan pelanggan. Seperti mur dan baut.
Tak jauh dari bengkel bubutnya, Uston membangun lapangan futsal pada akhir tahun 2000-an. Namanya K2 merupakan akronim dari Klagen Kulon. Lapangan futsal itu tak pernah sepi. "Kondisinya memang tidak seramai pada awal dibangun dulu. Sebab, saat ini banyak pesaingnya. Tapi, hasilnya tetap bisa untuk menopang hidup," terangnya.