Sebulan Terima Omzet Rp400 Juta, Petani Asal Bandung ini Dukung Program Geratieks
jpnn.com, JAKARTA - Petani muda asal Desa Suntenjaya, Bandung Barat, Ulus Pirmawan memilih baby buncis sebagai lahan bisnis masa depan. Produk hortikultura yang biasa dimasak sebagai olahan tumis dan sayur ini dipilih Ulus karena memiliki nilai jual yang tinggi dan potensi pasar internasional yang cukup luas.
"Alhamdulillah berjalanya waktu, baby buncis saya sudah mampu ekspor ke Singapura. Bahkan baby buncis super saya menembus market negara-negara di Asia," ujar Ulus, Minggu (8/3)
Ulus mengatakan, bisnis pertaniannya semakin maju karena setiap harinya dia mampu memenuhi kebutuhan buncis super ke berbagai pasar di dalam dan luar negeri.
Khusus baby buncis, Ulus mengaku mampu panen dalam kurun waktu 40 hari sekali dengan hasil 40 kilo.
"Kami bisa menghasilkan 30 sampai 40 kilogram sekali panen. Jadi kalau masa panen habis, kami bisa menghasilkan 1 sampai 1,5 ton dengan omzet perbulan mencapai Rp 400 juta," katanya.
Sebagai pelecut bisnisnya agar tumbuh kembang, Ulus dan sejumlah pengusaha muda di Jawa Barat mengaku mendukung program gerakan tiga kali ekspor (Geratieks) yang digagas Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Kata Ulus, gerakan tersebut merupakan sinyal bangkitnya roda ekonomi nasional.
"Saya sangat setuju dengan Geratieks karena sebenarnya kita punya peluang untuk memasarkan produk ke luar negeri. Walaupun ada wabah penyakit virus corona, produk pertanian kita sampai hari ini tetap resisten dan dibutuhkan banyak orang," katanya.
Ulus mengatakan, sejauh ini Kementan berhasil memperhatikan detail dan perencanaan program secara kongkrit. Menurutnya, pola yang dilakukan sudah sesuai dengan perkembangan zaman, karena mengusung konsep pertanian maju, mandiri dan modern.