Sebut Prabowo hanya Bikin Ramai Bursa
Selasa, 25 November 2008 – 09:55 WIB
Pada kesempatan itu, Sutiyoso juga menyoroti trend politisi yang lebih mengandalkan iklan di televisi maupun media cetak untuk mendulang simpati massa. Sutiyoso mengakui, cara ini memang sangat efektif. Sebab, dengan kemunculannya di televisi melalui iklan politik, lanjut Sutiyoso, seorang politisi bisa dikenal oleh masyarakat luas. Dan melalui media televisi pula, tokoh politik bisa menyampaikan visi misi politiknya.''Namun, menurut saya cara seperti itu tidak adil. Pasalnya, rakyat bisa mengenal pribadi sang tokoh politik yang menonton televisi itu. Tetapi sebaliknya, tokoh politik yang bersangkutan tidak mengenal rakyatnya. Kalau sudah begini, mau menjadi pemimpin seperti apa?'' kata Sutiyoso balik bertanya.
Karena itu, Sutiyoso mengingatkan agar rakyat Indonesia jangan terkecoh dengan janji-janji politisi melalui iklan-iklan politik. ''Pada tahun 2009 mendatang, Indonesia mencari seorang pemimpin yang mengetahui persoalan negara. Dan sekedar tahu saja tidak cukup, tetapi juga harus memiliki keberanian untuk bertindak. Bukan peragu, tetapi seorang pemimpin pemberani,'' ujarnya.
Karena alasan itu pula, Sutiyoso mengaku memilih melakukan safari ke daerah-daerah untuk mengenal lebih dekat dengan rakyat. Lalu apakah berarti Sutiyoso anti iklan media. ''Tidak sama sekali. Pada saatnya, saya tentu akan beriklan seperti tokoh-tokoh politik yang lainnya. Tetapi, saat ini saya akan lebih fokus untuk mengenal rakyat terlebih dahulu, sekaligus belanja masalah dari mereka,'' ujarnya menegaskan. Sebab, menurut dia, pemimpin harus mencari jawaban persoalan-persoalan negara dengan turun ke bawah. Dan jawaban masalah rakyat, hanya bisa ditemukan melalui interaksi dengan masyarakat. ''Seperti saya ke Papua, saya mencari jawaban mengapa rakyat di sana kok ingin merdeka,'' tandasnya.