Sedih Warga Miskin Terinjak, Terciptalah ATM Beras
Setiap ada pembagian sedekah, baik berupa beras maupun uang, antrean panjang atau desak-desakan selalu mewarnai. Bahkan sampai menimbulkan korban meninggal karena terinjak-injak.
Misalnya, pembagian sedekah di Pasuruan, Jawa Timur, beberapa tahun lalu. Ribuan warga miskin mengantre dan berdesak-desakan di depan rumah sang dermawan.
’’Benar-benar too stupid (terlalu bodoh, Red). Memalukan. Kan kasihan fakir miskin datang sejak subuh, terinjak-injak, lalu mati hanya untuk mendapatkan uang Rp 25 ribu,’’ ungkap lulusan magister manajemen keuangan University of the Pamantasan ng Lungsod ng Maynila, Filipina, tersebut.
Budi juga merasa prihatin terhadap model penyaluran raskin yang sering tidak tepat sasaran. Belum lagi ada orang-orang yang sebenarnya mampu, tapi mengaku miskin agar bisa mendapat bantuan beras dari pemerintah.
Dari keprihatinan itulah, dia terpikir untuk membuat terobosan teknologi yang simpel dan mempermudah cara pendistribusian beras. Dia lalu memilih model ATM.
Maka, pada 2014, Budi mulai merangkai mesin ATMB tersebut. Pada percobaan pertama, dia menggunakan lempengan besi yang dibentuk sedemikian rupa untuk mengalirkan beras ke lubang keluar.
Namun, model tersebut dianggap gagal karena banyak beras yang berjatuhan sendiri lewat celah-celah lempengan besi itu.
Budi lalu beralih menggunakan pipa paralon yang dipotong dengan ukuran tertentu. Volume pipa tersebut bisa menampung satu liter beras. Pipa itu akan terbuka ketika mesin ATMB beroperasi. Sebaliknya, pipa akan menutup sendiri ketika ATMB stand by.