Seharian Tertekan, IHSG Ditutup di Zona Merah
jpnn.com - JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan ini ditutup di zona merah. Setelah seharian tertekan, IHSG akhirnya ditutup turun 10,789 poin (0,20 persen) ke level 5.443,065 dan indeks LQ45 turun turun 2,877 poin (0,30 persen) ke level 946,858 sore ini.
Frekuensi transaksi perdagangan reguler hari ini (20/3) mencapai 245.186 kali dengan volume sebanyak 5,347 miliar saham atau sebesar Rp 6,224 triliun. Sebanyak 116 saham naik, sebanyak 167 saham turun, dan selebihnya stagnan.
Saham-saham berhasil naik dengan nilai tertinggi (top gainers) diantaranya Indo Tambangraya (ITMG) naik 450 (2,64 persen) ke level 17.475. Lippo Cikarang (LPCK) naik 275 (2,35 persen) ke level 11.975. Link Net (LINK) naik 150 (2,40 persen) ke level 6.400. Indofood CBP (ICBP) naik 150 (1,01 persen) ke level 15.000.
Sebaliknya, saham-saham dengan penurunan nilai paling dalam (top losers) antara lain Indocement Tunggal (INTP) turun 625 (2,80 persen) menjadi 21.700. Semen Indonesia (SMGR) turun 575 (3,99 persen) menjadi 13.825. Gudang Garam (GGRM) turun 525 (1,00 persen) menjadi 51.950. Matahari Putra (MPPA) turun 355 (8,39 persen) menjadi 3.875.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menyebut pergerakan IHSG hari ini benar-benar mengejutkan. Alasannya, indeks bergerak negatif di saat sentimen sedang tidak ada yang signifikan.Padahal, sehari sebelumnya, IHSG menguat signifikan sebab ada angin segar dari bank sentral AS, The Fed, yang tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga acuan.
”Dibuka (tadi pagi) sudah di bawah support di kisaran gap 5.435 – 5.444, IHSG terus bergerak turun hingga terendah tadi di 5.423. (Investor) asingnya juga terlihat agresif dalam posisi net sell (penjualan bersih). Sekitar 30 menit pertama sudah di atas Rp 100 miliar (jualan bersih asing), siang hari ini juga sudah di atas Rp 250 miliar,” paparnya, hari ini.
Satrio menilai tidak ada berita besar yang bisa disebut sebagai sentimen negatif. ”Kalau sudah begini penjelasanya paling ada research report strategi dari sekuritas besar yang tiba-tiba bearish,” ucapnya.(jawapos)