Sejak Induk Berpisah Dari KONI, Atlet Disabilitas Jadi Terbengkalai
jpnn.com - BATAM - Atlet-atlet disabilitas Kepri sangat membutuhkan uluran tangan dari pemerintah. Sebelumnya, organisasi yang menaungi atlet disabilitas, National Paralympic Commitee (NPC) telah berpisah dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pusat pada tahun 2014.
Imbasnya sangat luar biasa karena berpengaruh kepada seluruh NPC sampai ke tingkat kota.
"Jika sebelumnya, kita dapat dana dari KONI Batam, maka saat ini kami tidak memiliki sumber dana dari siapapun," ujar ketua NPC Batam, Agus Waluyo, seperti dikutip dari batampos.co.id (group JPNN), Sabtu (12/12).
Jangankan bermimpi untuk mengikuti kejuaraan, untuk menyewa sebuah kantor sekretariat saja, NPC Batam tak sanggup.
"Makanya banyak atlet yang ikut ke cabang lain," sambungnya lagi.
Bahkan untuk anggaran tahun 2016 mendatang, NPC Batam mengaku tak ada dana, dan saat ini fokus kepada pembenahan organisasi. Padahal tahun depan, NPC Batam dan Kepri harus mengikuti Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) di Jawa Barat, dua minggu setelah pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016.
"Sudah mencari sponsor pun, mereka pun ragu, karena orang disabilitas itu bisa apa," terangnya.
Padahal atlet-atlet disabilitas juga punya semangat tinggi menekuni dunia olahraga. Saat ini NPC memiliki 13 cabang olahraga yang resmi dipertandingkan, termasuk cabang baru seperti Goal Ball.