Sejarah Masuknya Orang Tionghoa ke Jakarta (4/habis)
8 April 1644 Beng Kong berpulang. Orang Tionghoa berkabung. Pemerintah kolonial Belanda turut berbelasungkawa.
Phoa Beng Gan, sekondan Beng Kong yang saat itu menduduki jabatan yang pernah diisi Beng Kong minta izin agar jasad Beng Kong boleh ditaruh di rumahnya dalam waktu yang lama, sebelum dikubur. Belanda menyetujui.
"Majatnja Souw Beng Kong disimpan di rumahnya Phoa Beng Gan sampai dua bulan lamanja," tulis Phoa Kian Sioe dalam Sedjarahnja Souw Beng Kong.
Prosesi penguburan digambarkan sebagai berikut...
Beng Kong dikuburkan di djalan Djakarta. Maka upatjara penguburan segera dilakukan dengan penuh kebesaran dan kehormatan.
Seluruh bangsa Tionghoa di Djakarta--laki-laki perempuan dan anak-anak--jang djumlahnja bilang ribu telah turut mengantar ketika djenazahnja Souw Beng Kong dibawa ke kubur.
Pemerintah Belanda dalam penguburan ini telah memberi kehormatan besar setjara militer sebagai Panglima jang pernah berdjasa.
Dalam naskah yang terbit pada medio 1950 itu, dilampirkan foto makam Souw Beng Kong (lihat foto). Pada keterangan foto itu ditulis...