Sejumlah SMPN Kekurangan Siswa, Dampak PPDB Sistem Zonasi?
jpnn.com, PACITAN - Sejumlah SMP Negeri di Kota Pacitan, Jatim, hingga gelombang pertama PPDB (penerimaan peserta didik baru) 2018 ditutup, gagal memenuhi pagu. Untuk mengejar defisit tersebut, beberapa sekolah sengaja membuka ’’lapak’’ di SMPN tetangga.
SMPN 3 Pacitan, misalnya, calon siswa yang mendaftar hanya 87. Nah, untuk mendongkrak angka itu, pada gelombang kedua, sekolah tersebut membuka pendaftaran di SMPN 2. ‘’Memang kurangnya masih banyak,’’ kata Widorini, panitia PPDB SMP3 Pacitan.
Widorini menyebut, SMPN 2 dipilih sebagai lokasi pendaftaran lantaran pagu siswanya telah terpenuhi. ‘’Biasanya kami membuka pendaftaran di SMPN 1. Tapi, karena tahun ini pagu sekolah itu juga tak terpenuhi akhirnya beralih ke SMPN 2,’’ terangnya.
Dia menambahkan, kondisi defisit siswa itu terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Tahun lalu, gelombang pertama PPDB di sekolahnya hanya mampu menjaring 50 siswa. Beruntung, pada gelombang kedua terdapat tambahan 39 siswa.
Namun, tahun ini dia pesimistis sekolahnya bisa menjaring lebih banyak siswa dari gelombang kedua. Pasalnya, sekolah yang mengalami defisit pendaftar bertambah.
Membuka pendaftaran di SMPN 2 juga dilakukan SMPN 4 Pacitan. Sejauh ini, SMPN 2 baru menjaring 154 calon siswa dari pagu 192. ‘’Mudah-mudahan pendaftar terus bertambah sampai memenuhi pagu,’’ harap Reni Tyas Pramuasih, panitai PPDB SMPN 4 Pacitan, sembari menyebut tahun lalu sekolahnya hanya defisit tak lebih dari 20 siswa.
Rini menuding tingginya angka defisit siswa merupakan imbas sistem zonasi yang mulai diterapkan tahun ini. ‘’Dulu siswa dari Kecamatan Tulakan banyak yang sekolah di sini. Tapi, setelah ada zonasi jumlahnya jauh berkurang,’’ tuturnya.
Suparmi, salah seorang warga, menyebut sistem zonasi membuat anaknya gagal masuk SMPN 2 Pacitan. Pun dia terpaksa mendaftarkan anaknya ke SMPN 4. ‘’Pilihan terakhirnya itu. Kemarin sempat mau cabut berkas juga tak bisa,’’ ujarnya. (mg6/c1/isd)