Sekolah Negeri Masih Dua Shift, Batam Belum Bisa Terapkan Full Day School
Contoh, kata dia, Finlandia, jam belajar mereka hanya 25 jam per minggu. Senin cuma belajar tiga jam dan disana tidak diberikan pekerjaan rumah.
Tapi siswa-siswa di sana selalu unggul tiga mata pelajaran, yang menjadi ujian nasional. "Berarti menyelesaikan persoalan bukan dengan menambah jam belajar," tuturnya.
Ditambahkan Riky, dengan menjadikan FDS, apakah menteri sudah memahami kurikulum ini bisa diterapkan di seluruh Indonesia, yang notabenenya berbeda setiap daerah. Ia khawatir, anjuran full day school tersebut ditolak oleh seluruh daerah.
"Artinya harus jelas, dengan lamanya mereka di sekolah apa saja kegiatanya di sana. Nah, sekolah-sekolah belum siap untuk sarana prasarana ekstrakulikuler. Idealnya, kalau untuk menyelesaikan persoalan efisiensi dan mengurangi kemacetan lalu lintas, cukup diterapkan di Jakarta. Untuk daerah cukup pilot project dulu," tambahnya.
Anggota Komisi IV lainnya, Aman menilai, pemerintah pusat jangan terburu-buru menerapkan full day school. Pasalnya, kebijakan ini harus melihat secara keseluruhan kabupaten dan kota di seluruh. "Jangan hanya melihat satu wilayah saja, kemudian menjadi kebijakan nasional yang wajib diterapkan semua daerah," ucapnya.
Sementata itu, Kepala SDN 006 Sekupang, Wan Kasmawati mengatakan tahun ini menjadi tahun ketiga menerapkan FDS. Menurutnya salah satu syarat untuk FDS adalah membatasi jumlah siswa satu kelas, yakni hanya 28 siswa.
"Ini syarat utama dalam FDS, selain itu sekolah juga harus memiliki peralatan penunjang pendidika berkarakter selama berada di sekolah," kata Wan.
Sekolah yang berlangsung lima hari benar-benar dimanfaatkan untuk menuntaskan pelajaran di sekolah. "Jadi tak ada PR (pekerjaan rumah) lagi, siswa pulang mereka bisa istirahat, karena belajar sudah dari sore hari," ungkapnya. (rng)