Sekolah-Poliklinik Lengkap, Guru dan Dokter Belum Datang
Kamis, 30 Oktober 2008 – 12:12 WIB
SEJAUH mata memandang, berada di puncak bukit Desa Neuheun, tempat perumahan korban tsunami sumbangan pemerintah Tiongkok dibangun, semuanya tampak indah. Laut, pantai, pelabuhan, permukiman, dan gunung seakan sambung-menyambung. Panorama dari atas bukit benar-benar memesona.
Tampak Kota Banda Aceh, ibu kota Provinsi Serambi Makkah, dengan rumah-rumah dan gedung tinggi. Lalu, agak sebelah kanan terlihat Pelabuhan Ulee Lheu yang sempat porak-poranda oleh tsunami tampak mulai bangkit.
Tak jauh dari perumahan, deretan pantai berpasir putih nan menawan dan sebelahnya Pelabuhan Malahayati. Jauh nun di sana, sekitar 32 kilometer dari pantai, tampak jelas Pulau Weh dengan Pelabuhan Balohan. ”Kalau malam, sorot mobil yang jalan di Pulau Weh tampak dari sini,” kata Ishak, salah seorang korban tsunami, yang rumahnya persis di atas bukit.
Kontur Pulau Weh memang berbukit-bukit. Dari Pelabuhan Balohan yang menjadi pintu masuk kapal penumpang, jalannya terus menanjak ke Sabang, ibu Kota Pulau Weh, yang jaraknya sekitar 10 km