Sektor Pertanian Rugi Rp 712 Miliar
Dampak Letusan Sinabungjpnn.com - JAKARTA - Dampak erupsi Gunung sinabung secara ekonomi dirasakan betul oleh warga yang tinggal di sekitarnya. Perekonomian warga langsung limbung, terutama bagi mereka yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Kerugian di bidang pertanian dan perkebunan hingga saat ini telah menembus Rp 700 miliar.
Kepala Pusat data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pihaknya telah mendapat laporan kerugian dari Dinas Pertanian Kabupaten Karo. Sejak Sinabung erupsi hampir dua bulan lalu, kerugian sektor pertanian ditaksir mencapai Rp 712,2 miliar. "Kerugian itu dihitung dari 10.406 hektare lahan pertanian dan perkebunan yang puso," ujarnya kemarin.
Lahan tersebut terdiri dari tanaman pangan (1.837 hektare), hortikultura (5.716), tanaman buah (1.630), biofarmaka (1,7), dan perkebunan (2.856). Sebarannya ada di empat kecamatan, yakni Naman Tean, Simpang Empat, Payung dan Tigandreket.
Sebagai pengganti pekerjaan mereka setiap kepala keluarga pengungsi sinabung mendapat uang padat karya sebesar Rp 500 ribu per 10 hari. Uang tersebut bersifat sementara untuk menggantikan mata pencaharian pengungsi yang hilang akibat erupsi Sinabung.
Menurut peneliti senior BPPT itu, kerugian besar itu baru didata dari satu sektor saja. Pihaknya masih menunggu perhitungan kerugian secara keseluruhan. Antara lain, perumahan dan permukiman, infrastruktur, ekonomi produktif, sosial budaya dan lintas sektor.
Sementara itu, kondisi Sinabung hingga saat ini bukannya turun, namun justru meningkat. Kemarin, sejak dini hari hingga pukul 12.00 tercatat gempa letusan terjadi 17 kali didominasi keluarnya awan panas. Jangkauan awan panas tersebut bisa mencapai 4,5 kilometer dari kawah.
Aktivitas tersebut membuat jumlah pengungsi makin bertambah. Hingga kemarin, jumlah pengungsi mencapai 26.174 jiwa (8.161 KK) yang tersebar di 39 titik pengungsian. "Suplai logistik masih cukup antara dua sampai lima hari ke depan," ucap Sutopo. (byu)