Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Sel Tidur, Teror Baru Setelah ISIS Dikubur

Minggu, 10 Maret 2019 – 15:05 WIB
Sel Tidur, Teror Baru Setelah ISIS Dikubur - JPNN.COM
Warga ISIS menyerah kepada pasukan koalisi Amerika Serikat di Syria. Foto: AP

jpnn.com - Kekhalifahan ISIS sudah hampir berakhir. Namun, bukan berarti ancaman teror berhenti. Mereka hanya bertransformasi menjadi ribuan sel tidur.

Sel tidur merupakan istilah khas kelompok teroris. Mereka merupakan bagian dari kelompok teroris, tetapi bersembunyi di antara masyarakat. Mereka tidak akan mengumandangkan slogan ISIS setiap hari atau mengibarkan bendera kebanggaannya seperti pada masa kejayaannya dulu. Namun, ketika pimpinan sudah memberikan sinyal, sel-sel tidur itu tidak segan melakukan serangan bunuh diri.

BACA JUGA: Tak Tahan Hidup di Tiongkok, Abu Mujahid Jadi Warga ISIS

Menurut SDF alias tentara Syria, sel-sel tidur dari ISIS masih menebar ancaman. Termasuk dari tempat pengungsian. Banyak petarung ISIS dan keluarganya yang masih setia pada ISIS meski mengaku menyerah.

Hal itu membuat banyak negara asing muak. Mereka sampai berusaha menolak kedatangan warganya yang sempat berjihad di wilayah kekuasaan ISIS. Salah satu contohnya Shamima Begum. Perempuan 19 tahun itu ditolak pemerintah Inggris karena menganggap pemenggalan kepala sandera sebagai hal biasa.

Contoh simpatisan ISIS yang ingin kembali meski belum bertobat cukup banyak. Misalnya, petarung ISIS asal Selandia Baru Mark Taylor. Ketika diwawancarai New Zealand Herald, lelaki berjuluk Kiwi Jihadist itu menuturkan bahwa satu-satunya penyesalannya adalah tidak membeli budak.

"Untuk beli budak perempuan, USD 4 ribu (sekitar Rp 56 juta, Red) hanya bisa dapat perempuan lansia. Kalau ingin yang cantik, setidaknya USD 10 ribu-30 ribu (sekitar Rp 140 juta-Rp 420 juta, Red)," jelasnya.

BACA JUGA: Tidur Tidak Tenang Jelang Kehancuran Negara Semu ISIS

Kehancuran negara semu ISIS tinggal menghitung hari. Terbenamnya khalifah berhalauan ekstrem itu menerbitkan satu fenomena baru.

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News