Selain Jokowi vs Prabowo, Gatot Cocok Jadi Capres Alternatif
Prabowo dan Gatot juga sangat sulit dipasangkan di Pilpres 2019. Selain karena bukan kombinasi pasangan yang ideal karena militer-militer, segmen pemilih Prabowo beririsan alias memiliki kemiripan dengan ceruk segmen preferensi Gatot.
Sebaliknya segmen pemilih ceruk Jokowi berbeda dengan Gatot. Buktinya, ketika citra dan elektabilitas Gatot mulai menanjak malah cukup menganggu segmen pemilih Prabowo dan tidak mengurangi elektabilitas Jokowi. Itu artinya, jelas dia. basis pemilih Gatot sama dengan segmen Prabowo yaitu basis fundamental kanan.
Nah, kata dia, jika Gatot menjadi cawapres mendampingi Jokowi memang sangat memungkinkan terjadi di pilpres 2019.
Apalagi kombinasi sipil-militer akan sangat menarik dan dipilih publik. Gatot juga bisa menarik segmen pemilih kanan, basis suara umat mayoritas. “Sementara Jokowi tetap fokus penjaga gawang (gatekeeper) menggarap segmen nasionalis sekuler,” ujarnya.
Namun, lanjut Pangi, persoalannya kemudian apakah ada jaminan bahwa pemilih Gatot dari segmen kanan atau tengah bakal mantap (strong voter) memilih pasangan Jokowi-Gatot? Menurut dia, belum ada jaminan Gatot sukses menarik segmen pemilih kanan.
“Kita tahu basis pemilih Gatot adalah antipemerintah (oposisi), antitesis pemerintahan Jokowi, konsisten mengkritik rezim dan mereka biasanya memilih ‘asal jangan Jokowi’. Gatot bagus dengan elektabilitasnya sendiri, apabila digabungkan belum tentu,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, dua partai tersisa, yaitu PKS dan PAN ada kemungkinan besar untuk mengusung Gatot. Namun, koalisi ini masih kurang untuk memenuhi syarat presidential treshold (PT) 20 persen. Koalisi ini tentunya harus bisa ‘merayu’ baik Gerindra maupun Demokrat untuk bersatu membentuk poros baru di pilpres 2019.
Ke depan masih ada peluang terjadi pertumbuhan elektoral Gatot. Sebaliknya, elektabilitas Prabowo cenderung mengalami stagnan atau bahkan menurun. Dalam kondisi seperti itu, masih memungkinkan kuda hitam menjadi pemenang pilpres 2019.
“Hasil beberapa lembaga survei, 51 persen masyarakat masih mendambakan figur alternatif baru selain Jokowi, Prabowo dan (trah) SBY,” tegasnya.(boy/jpnn)