Selamat Jalan, Kak Nei
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IX DPR Fraksi Partai Golkar Melki Laka Lena menyimpan banyak kenangan bersama Prof Cornelis Lay, Guru Besar FISIPOL Universitas Gadjah Mada yang meninggal dunia pada Rabu (5/8) pagi, sekitar pukul 04.00 Wib di RS Panti Rapih, Yogyakarta.
Kak Nei, begitu Melki memanggil Cornelis Lay. "Senior yang baik dan guru sejati sampai akhir hayatnya," tutur Melki, Kamis (6/8). (boy/jpnn)
Berikut penuturan lengkap Melki dalam tulisan yang dia beri judul 'Selamat Jalan, Kak Nei'.
Mengenang Prof. Dr Cornelis Lay senior di Jogja dan guru banyak aktivis. Senior yang baik dan guru sejati sampai akhir hayatnya.
Kami mengenalnya saat pertama kali masuk Jogja 1996 sebagai senior yang multigelar. Sebagai anak Kupang yang bergabung di persaudaraan Kupang Raya (Perkuray) lalu keluarga besar Ende IKPMK kemudian di Ikatan Keluarga Flobamora IKF NTT Jogja, nama Cornelis Lay salah satu senior Kupang dan NTT yang beraneka warna cerita.
Dikenal dan terkenal karena jago urusan lapangan dan kemampuan intelektual di atas rata-rata.
Kak Nei, salah satu pemikir politik terkemuka yang kemampuan lisan dan tulisannya sama menariknya saat bicara ke publik.
Kami sering memanggilnya Kak Nei, kadang Bang Cony, saat bertemu dan duduk santai membahas hal ringan sampai serius tanpa ada jarak, egaliter dan edukatif.