Selamat! Kabupaten Banyuwangi Raih Penghargaan Inovasi Pengendalian Inflasi
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah memberikan penghargaan kepada Kabupaten Banyuwangi sebagai daerah paling inovatif dalam pengendalian infalasi. Penghargaan diberikan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, di sela rapat koordinasi nasional Pengendalian Inflasi yang dihadiri Presiden Joko Widodo, jajaran menteri Kabinet Kerja, dan Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Kamis (27/7).
Poin keunggulan Banyuwangi adalah pengembangan ekonomi pedesaan melalui sinergi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog).
Bupati Anas menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat yang telah mendukung daerah mengendalikan inflasi. ”Terbukti selama Ramadan dan Lebaran lalu, harga-harga stabil. Ini bukti sinergi pusat dan daerah yang baik,” ujar Anas.
Dia mengatakan, inflasi mendapat perhatian serius. Dengan perekonomian Banyuwangi yang terus menanjak, inflasi harus dijaga agar daya beli rakyat tidak tergerus. ”Pendapatan per kapita warga kami meningkat pesat, namun inflasi harus terjaga. Alhamdulillah, inflasi Banyuwangi masih terus terendah. Termasuk hingga Juni 2017, inflasi kami terendah dibanding daerah-daerah lain di Jatim. Inflasi kami sebesar 2,1 persen, sedangkan rata-rata Jatim 2,97 persen,” ujar bupati yang baru berusia 43 tahun ini.
Anas mengatakan, sinergi BUMDes dan Bulog di Banyuwangi adalah upaya memperkuat ekonomi desa sekaligus menjaga daya tahan ekonomi rakyat. Program sinergi BUMDes dan Perum Bulog berangkat dari upaya meningkatkan daya saing desa, terutama setelah adanya kucuran dana ke desa yang mencapai miliaran rupiah.
”Dana untuk desa baik dari APBN maupun APBD sangat besar, dan itu harus bisa mendorong penguatan ekonomi masyarakat, termasuk melalui penguatan kapasitas BUMDes. Dari sana lahir sinergi BUMDes dan Bulog,” ujar Anas.
Saat ini, terdapat 35 BUMDes di Banyuwangi yang sudah bersinergi dengan Bulog. Bulog memasok kebutuhan pokok bagi warga desa lewat BUMDes. Semuanya dijual dengan harga yang lebih kompetitif dibanding harga pasar. Rantai distribusi bahan pangan pun terpangkas, sehingga harga bisa lebih murah.
”Selama ini kami melihat daya beli warga desa bisa terancam karena fluktuasi pendapatan. Salah satu strategi untuk menjaga daya beli itu adalah dengan memastikan distribusi kebutuhan pangan bisa terjaga dengan lancar lewat BUMDes,” papar Anas.