Selandia Baru Bantu Indonesia USD 6 Juta untuk Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mendukung langkah Presiden Jokowi yang meningkatkan status hubungan diplomatik dengan Selandia Baru (New Zealand) menjadi Kemitraan Komprehensif.
Kedua negara juga telah memiliki komitmen kerjasama yang dituangkan dalam Indonesia - New Zealand Joint Commitment for Development 2017-2022.
"Prioritas kerjasama tersebut antara lain mencakup energi terbarukan, pertanian, manajemen risiko bencana, serta pengetahuan dan keterampilan yang mendukung rencana pembangunan sosial dan ekonomi kedua negara. Ini merupakan babak baru bagi Indonesia dalam meluaskan kerjasama di kawasan Asia Pasifik," ujar Bamsoet saat menerima Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters dan rombongan di ruang kerja Ketua DPR RI, Jakarta, Kamis (04/10).
Hadir dalam pertemuan antara lain Peter Kemp (Sekretaris Menteri Luar Negeri Selandia Baru), dan Trevor Matheson (Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia).
Sedangkan Ketua DPR RI Bambang Soesatyo ditemani Fadli Zon (Wakil Ketua DPR RI), Hasrul Azwar (Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR RI), dan Dave Laksono (Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR RI).
" Wisnton juga menyampaikan bahwa pemerintah Selandia Baru termasuk negara di kawasan Pasifik yang mengakui Papua Barat sebagai bagian dari Indonesia. Kita sangat mengapresiasi. Ini menunjukan kedua negara saling menghormati kedaulatan masing-masing," imbuh Bamsoet.
Dalam pertemuan tersebut, politisi Partai Golkar ini mengapresiasi besarnya nilai investasi Selandia Baru di Indonesia. Pada tahun 2017 ini jumlahnya mencapai USD 15 juta yang tersebar ke 73 proyek. Kedua negara juga telah menyepakati target Two Way Trade sebesar USD 2,6 milyar pada tahun 2024.
"Ini menempatkan Selandia Baru sebagai investor di urutan ke-31. Kami harap angka ini dapat terus meningkat di tahun-tahun yang akan datang. Sejalan dengan meningkatnya nilai perdagangan kedua negara yang naik dari USD 1,02 milyar pada 2016 menjadi USD 1,18 milyar pada 2017. Pada semester pertama tahun 2018, nilai perdagangan keduanya mencapai USD 706 juta atau meningkat 10,60 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2017 yang berjumlah USD 639 juta," papar Bamsoet.