Senin, 05 Januari 2015 – 22:01 WIB
Ilmuwan Australia berada di barisan depan fisika partikel setelah bergabung dengan fisikawan dunia di institusi riset fisika ternama CERN di Jenewa.
Fisikawan Amelia Brennan tahu banyak hal mengenai alam semesta dibandingkan dengan orang kebanyakan.
Brennan baru saja tiba di Melbourne setelah bertugas di Lembaga Riset Nuklir Eropa (CERN) yang bermarkas di Jenewa- yang berhasil menemukan partikel Higgs boson atau 'Partikel Tuhan' pada tahun 2013 lalu.
Meskipun penemuan itu dipuji sebagai terobosan ilmiah utama, Brennan mengatakan Ia dan rekan kerjanya di CERN hanya baru bisa mempelajari sekitar 25 persen saja dari materi di alam semesta.
Tapi misteri astrofisika tetap menjadi daya tarik kuat untuk mereka.
"Kami belum mengetahui apa yang membuat sebagian besar materi di alam semesta," katanya.
"Kita harus ingin tahu. Mengapa kita harus puas dengan apa yang baru kita ketahui sejauh ini?"
Brennan adalah salah satu dari sebagian warga Australia yang telah ikut berkontribusi untuk sejumlah karya terobosan di Lembaga CERN yang jumlahnya saat ini terus meningkat.
Ia tercatat sebagai fisikawan wanita pertama yang tertarik pada cabang tertentu dari fisika sejak SMA dan setelah mencari tahu lebih banyak dirinya semakin jatuh cinta dan terinspirasi dengan astro fisika.
CERN saat ini tercatat sebagai institusi yang melakukan percobaan sains terbesar dan paling mahal di dunia yaitu Large Hadron Collider - LHC, lorong akselerator partikel terbesar di dunia sepanjang 27 kilometer yang dibangun di kedalaman 800 meter dibawah tanah yang diperkirakan memakan biaya lebih dari $15 miliar untuk membangunnya.
Sebagian dari tugas Brennan di CERN adalah menganalisa data dari detektor ATLAS, yang merupakan salah satu komponen dari collider CERN.
Dalam perangkat seberat tujuh ton ini jutaan partikel mikroskopis akan ditabrakan secara bersama-sama dengan kecepatan cahaya selama beberapa jam.
Tabrakan ini kemudian difoto dan diteliti oleh tim ilmuwan internasional.
Penemuan partikel Tuhan mengkonfirmasi teori lama yang menyatakan alam semesta dan mengapa segala sesuatu di dalamnya memiliki massa dan berat.
"Mendapat kesempatan bekerja di CERN dan melihat langsung ilmuwan-ilmuwan disana serta melihat detektor itu merupakan hal yang sangat luar biasa bagi saya," tuturnya.
"Ada banyak orang Australia yang bekerja di ATLAS di Australia tapi saya menurut saya penting juga untuk datang langsung ke CERN dan seluruh proses dari riset besar ini,"
Fisikawan CERN, Dr Richard Jacobsson berharap kerja mereka akan dapat menyediakan jawaban terhadap sejumlah pertanyaan fundamental seputar kehidupan di alam semesta dan kosmos.
"Riset ini berusaha memahami alam, dengan meneliti detail terkecil dari alam ini," katanya.
Professor Geoff Taylor dari universitas Melbourne merupakan ilmuwan Australia lainnya yang bekerja di lembaga CERN.
"Untuk berada pada masa yang penting dalam upaya memahami semesta, kita hanya punya satu -satunya tempat di dunia yang tersedia untuk membantu kita melakukannya," kata Professor Taylor.