Semalam, Dahlan Menginap di Rumah Petani
Sabtu, 17 Maret 2012 – 08:08 WIB
Ruang tamu itu sangat sederhana. Hanya ada satu set kursi tamu dari kayu yang sudah lusuh. Di pojok ruang terdapat tumpukan karung berisi padi yang siap giling. Posisi tidur Dahlan tepat di samping tumpukan karung tersebut. Pagi-pagi sekali sekitar pukul 04.30 Dahlan sudah bangun. Dia bergegas keluar rumah, menuju sebuah masjid yang tak jauh dari rumah itu. Di masjid tersebut Dahlan salat Subuh berjamaah dengan para warga.
Selesai salat, Dahlan kembali masuk rumah. Dengan mengenakan kaus polo putih dan celana panjang batik, dia ngobrol dengan Marto Paimin si empunya rumah. Dahlan menanyakan tumpukan karung padi di dalam rumah. Oleh Paimin, dijawab tumpukan karung padi itu adalah hasil panennya. Paimin masih memiliki dua patok tanah yang digarap sendiri. Bukan hanya itu, dia juga masih menggarap tanah milik orang lain.
"Pak Paimin ini benar-benar petani utun (tulen). Dia menyimpan gabah hasil panennya. Gabah itu tak segera dijual. Sebab, saat musim panen seperti saat ini, harga gabah pasti turun. Sehingga dia memutuskan untuk menyimpan dulu gabahnya. Setelah nanti harga gabah naik, dia baru menjualnya," terang Dahlan setelah mendapat penjelasan Paimin.