Semeru
Oleh: Dhimam Abror DjuraidKeyakinan Hindu memercayai bahwa pemindahan Gunung Meru India ke Pulau Jawa juga merupakan pemindahan kayangan para dewa dan nilai-nilai luhur dalam agama Hindu.
Jauh sebelum Gunung Meru dipindahkan ke Jawa masyarakat Hindu percaya bahwa gunung ini merupakan tempat bersemayamnya para dewa.
Setelah Islam masuk ke Jawa pada abad ke-16, kepercayaan Hindu mulai tergeser. Ajaran Islam dalam Al-Qu'ran menyebutkan bahwa gunung-gunung diciptakan sebagai ‘’pasak bumi’’ supaya menjadikan bumi kuat. Konsep ini mirip dengan konsep ‘’paku bumi’’ dalam keyakinan Hindu.
Al-Qur'an juga menyebutkan bahwa gunung-gunung itu tidak statis melainkan bergerak dan bergeser setiap saat. Pandangan ini setidaknya ada kesesuaian dengan mitos Hindu yang meyakini bahwa dewa-dewa bisa menggerakkan dan memindahkan gunung-gunung seperti yang terjadi pada Gunung Mahameru.
Konsep peristiwa alam yang digambarkan dalam Al-Qur'an terbukti mendapatkan pembenaran ilmiah. Bumi memiliki ketebalan sekira 3.750 mil dari inti bumi hingga permukaan bumi. Dari ketebalan tersebut, bagian kerak bumi hanya memiliki ketebalan sekira 1-30 mil.
Dengan struktur ini, maka kerak bumi memiliki kemungkinan besar untuk bergerak yang dapat menimbulkan getaran atau berguncang. Secara ilmiah, untuk mengurangi atau menghambat adanya pergerakan tersebut, maka terjadilah fenomena pelipatan kerak bumi.
Ilmu pengetahuan modern kemudian menemukan bahwa jalur pegunungan yang terbentuk dari fenomena lipatan tersebut berperan penting untuk menjaga stabilitas kerak bumi dari guncangan. Temuan ilmiah ini telah dijelaskan dalam Al-Qur'an sekitar 14 abad lalu.
Para ilmuwan sekuler tidak memercayai Al-Qur'an karena menganggapnya tidak bisa dibuktikan secara positivistis. Namun, bukti-bukti ilmiah yang bermunculan makin mengukuhkan bahwa apa yang diungkap oleh wahyu ternyata berkesesuaian dengan kebenaran ilmiah. (*)
Jangan Lewatkan Video Terbaru: