Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Sempat Lega Dengar Kabar Pelayaran Anaknya Dikawal Kapal Perang

Jumat, 29 April 2016 – 00:53 WIB
Sempat Lega Dengar Kabar Pelayaran Anaknya Dikawal Kapal Perang - JPNN.COM
PERLIHATKAN FOTO : Melati bru Ginting, ibu kandung Mohamad Aryanto Misnan, 23, Kapten kapal TB Henri yang sampai saat ini masih disandera oleh Abu Sayaf memperlihat fotonya, kemarin. Foto: Deny Iskandar/ Indopos

Tak disangka, malam harinya dia mendapat kabar dari teman Rian bernama Leo yang bekerja di bagian mesin. Leo mengungkapkan, bahwa Rian dan tiga anak buah kapal (ABK) lainnya diculik perompak. 

“Awalnya saya tidak percaya Rian diculik, pas saya telepon perusahaannya. Rupanya benar dia diculik oleh militan Abu Sayyaf,” kata Melati.

Dan dia pun menyesalkan, lantaran ternyata kapal yang di nahkodai Rian hanya dikawal petugas perairan Indonesia saat keberangkatannya saja. Namun, untuk kepulangannya tidak dikawal. “Kalau pulangnya dikawal, sudah pasti anak saya tidak akan diculik seperti ini,” jelasnya.

Hingga kini, kata dia, pihak keluarga belum mengetahui perkembangan terbaru dari pemerintah Indonesia dan Filipina. Terlebih nomor ponsel Rian kini sudah tidak aktif lagi. Akan tetapi, kata dia, Kementerian Luar Negeri tengah berupaya untuk menyelamatkan Rian dan tiga ABK yang ditawan di Filipina.

Hingga kini, Melati pun tak menyangka, Rian bisa mengalami hal serupa seperti ABK kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 yang telah dibajak terlebih dahulu pada Maret 2016 lalu. 

Melati meminta kepada pemerintah Indonesia agar bisa segera membaskan anaknya dari penyanderaan di Filipina.  Apalagi, sampai sekarang pihak keluarga belum mendapat kabar kembali soal pembebasan anaknya. 

”Terakhir pihak perusahaan tempat anak saya bekerja, di PT Trans Global Internasional Grahabaramukti memberi kabar pembajakan itu sudah diurus Panglima TNI. Tapi sampai sekarang sudah tidak ada kabar lagi, sejak berita pembajakan 15 April 2016,” katanya.

Melati menambahkan, saat ini, dirinya bersama keluarga masih menanti kedatangan puteranya itu. ”Saya sangat minta tolong kepada pemerintah agar segera bebaskan anak saya dari penyanderaan ini,” tandasnya. (*/sam/jpnn)

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News