Sempat Transfer Rp 750 Juta Sebelum Dikubur Hidup-hidup
Keluarga Korban Mengaku Diajak Damai Polisijpnn.com - CIREBON-Masih ingat kasus perempuan yang hampir dikubur hidup-hidup oleh sekelompok orang di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang sempat bikin geger pada Mei lalu? Sampai sekarang polisi baru berhasil menangkap empat orang pelaku, dan masih memburu tiga lainnya. Sementara korban yang bernama Fauziyah meninggal dunia di rumah sakit, tidak lama setelah ditemukan warga dalam kondisi sekarat.
Tiga bulan berlalu, kasus ini masih diselimuti banyak misteri. Selain soal otak pembunuhan yang masih berkeliaran bebas, belakangan juga terungkap bahwa korban sempat mentransfer uang ratusan juta rupiah ke salah satu pelaku sebelum dibunuh.
“Kami akan memperlihatkan bukti transfer uang dari korban ke pelaku sebesar Rp 750 juta. Bukti transfer itu baru-baru ini ditemukan di kediaman milik korban yang di Jakarta," kata kuasa hukum keluarga korban, Gunadi Rasta seperti diberitakan Radar Cirebon (grup JPNN), Senin (25/7).
Pihak keluarga mencurigai pembunuhan sadis ini didalangi oleh tiga teman dekat korban yakni, Maria Quin Tania atau Tania (TN), Fajar (FR), dan Ismali (IM). Ketiganya saat ini masih diburu oleh aparat Reskrim Polsek Lemahabang dan Polres Cirebon Kabupaten.
Gunadi mengatakan, adanya transfer uang ke pelaku menjadi bukti kuat terkait motif pembunuhan tersebut. "Mudah-mudahan ini menjadi bukti tambahan, betapa sadisnya para pelaku membunuhh dan menguras habis harta korban,“ ucapnya.
Lebih lanjut Gunadi mengatakan, pihak keluarga masih mempertanyakan keseriusan polisi untuk membongkar kasus ini. Pasalnya, sudah tiga bulan berlalu, tidak terlihat ada kemajuan dalam mengungkap kematian Fauziyah.
Malahan, tambah dia lagi, kakak korban yang bernama Apud didatangi oknum polisi dengan tujuan “merayu” agar kasus itu diselesaikan secara kekeluargaan alias damai. “Jadi klien saya tidak mengada-ngada, ada yang mengaku dari Polsek Lemahabang dan menyodorkan berkas kosong untuk ditandatangani. Berkas itu ternyata pernyataan damai,” beber Gunadi.
Diwawancara terpisah, Apud kembali memohon kepada kepolisian untuk segera menangkap otak dari pembunuhan adiknya itu. Apud merasa tidak tenang dengan ketiga pelaku yang masih berkeliaran di luar.