Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Senangnya Nenek Soni Rutin Dikunjungi Dokter di Banyuwangi

Senin, 10 September 2018 – 17:11 WIB
Senangnya Nenek Soni Rutin Dikunjungi Dokter di Banyuwangi - JPNN.COM
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengunjungi salah seorang warga penerima program Pari Kuning. Foto: for JPNN.com

jpnn.com, BANYUWANGI - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengintensifkan program kunjungan ke rumah pasien, terutama warga kurang mampu, setelah mereka menjalani rawat inap.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengecek warga penerima program yang diberi nama Pari Kuning (Pasca-Rawat Inap, Kunjungi Ning Griyo) tersebut di kawasan Desa Jambe Wangi, Sempu, 75 menit dari pusat kota, Senin (10/9).

”Ini inovasi jemput bola yang merawat pasien di rumah untuk melakukan kontrol kesehatan bagi pasien lanjut usia dan sebatang kara. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki pemerintah daerah, tetap kami berikhtiar semaksimal mungkin hadir untuk pasien warga miskin,” ujar Anas saat mengunjungi salah satu pasien bernama Mbah Soni.

Nenek 70 tahun yang tinggal sebatang kara ini sebelumnya pernah dirawat inap karena penyakit darah tinggi. Saat ini, sekali per pekan, Mbah Soni mendapat perawatan dan kunjungan dokter. "Alhamdulillah saya ada yang merawat, selama ini hanya sendiri," kata Mbah Soni saat berbincang dengan Bupati Anas.

Selain mendapat layanan program kunjungan dokter secara rutin, rumah Mbah Soni juga dibedah menggunakan Alokasi Dana Desa (ADD).

Anas memaparkan, program Pari Kuning tersebut dilakukan dua sampai tiga hari setelah pasien pulang dari rawat inap. Kunjungan terus dilakukan secara rutin sampai kondisi pasien normal.

"Ini untuk mem-follow-up kondisi pasien pasca-rawat inap. Pada program Pari Kuning ini, tim puskesmas yang terdiri atas dokter dan perawat mendatangi pasien ke rumahnya. Karena pasien lansia dan sebatang kara ini tidak punya kerabat untuk mengantar kontrol ke puskesmas," imbuhnya.

Para pasien tersebut juga diberikan kentongan bambu yang fungsinya sebagai alarm bagi tetangga sekitarnya jika sewaktu-sewaktu membutuhkan pertolongan.

Mbah Soni yang tinggal sendirian tidak bisa akses WhatsApp dan Instagram. Kalau butuh pertolongan, dia membunyikan kentongan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News