Senator Filep Soroti Sederet Peristiwa di Tanah Papua, Simak
“Yang menyedihkan, solusi Pemerintah yang terlihat hanyalah pembangunan infrastruktur. Bagaimana orang bisa makan-minum-sekolah kalau masih ada perang? Bagaimana orang bisa tidur nyeyak kalau masih lihat senjata dimana-mana? Belum lagi kalau dikaitkan dengan trauma psikologis generasi muda Papua yang harus memendam kebencian dari masa ke masa. Luka histroris OAP memang tidak akan pernah sembuh, selama Tanah Papua selalu menjadi medan konflik!” ungkap Filep.
Selain itu, muncul hasil kajian sejumlah LSM yang menemukan indikasi adanya hubungan antara operasi militer di Papua dengan konsesi perusahaan tambang di Papua. Temuan ini juga membawa nama sejumlah pejabat tinggi dan persoalan ini berujung pelaporan terhadap pembela HAM.
Belum lagi, sejumlah oknum aparat keamanan justru terbukti terlibat jual-beli senpi dan amunisi di tanah Papua. Hal ini seolah mengisyaratkan konflik bersenjata di Papua tak akan pernah berakhir.
Di sisi lain, menurut Filep, bukannya berfokus menyelesaikan persoalan mendasar, pemerintah justru getol melakukan pemekaran yang apabila bercermin pada pengalaman sebelumnya telah banyak terfokus pada penyiapan dan pembangunan infrastruktur. Selanjutnya, pemekaran wilayah ini juga berbarengan dengan sejumlah program strategis nasional yang jelas membutuhkan biaya yang besar.
Untuk saat ini, kata Filep, yang terpenting bukanlah memekarkan DOB. Yang terpenting ialah menyelesaikan persoalan keadilan dan kekerasan diskriminatif spiral dalam bentuk penegakan hukum terhadap HAM, dan menyelesaikan persoalan kesejahteraan pendidikan-kesehatan OAP dalam bentuk penggunaan dana Otsus secara tepat sasaran dan pemberlakuan pengawasan serta evaluasi yang terintegrasi.
“Melihat rentetan peristiwa di tanah Papua, kita patut bertanya: apakah Papua (sengaja) dijadikan medan konflik? Apakah ada agenda terselubung di balik ini semua?” tanya Filep Wamafma.(fri/jpnn)