Seni Kamoro Tak Akan Musnah
Freeport Galakkan Promosi Budaya KamoroKamis, 08 April 2010 – 19:11 WIB
Dari mana mereka mendapatkan darah manusia? Kal menjelaskan, darah tersebut didapat dari darah para warga atau seniman Kamoro sendiri. "Bahkan, mereka rela kaki mereka disilet-silet sendiri, di mana kemudian darah yang keluar langsung dioleskan ke gendang dan kulit biawak tersebut," serunya.
Kal yang saat ini berusia 71 tahun mengakui, budaya mistis di Kamoro memang bisa dikatakan masih sangat kental. Sehingga, pihaknya pun berusaha sebaik-baiknya agar kebudayaan lokal Kamoro ini tidak musnah. "Kamoro itu jauh dari peradaban. Jauh dari keramaian layaknya di kota. Ini kebudayaan yang cukup unik dan harus dipertahankan, agar tidak musnah," jelasnya.
Sekadar diketahui, dalam ajang pameran seni Kamoro kali ini, Freeport mendatangkan sedikitnya enam orang seniman asli Kamoro, serta sekitar 140 buah kayu ukiran Kamoro. (cha/jpnn)