Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Seniman Batak Kompak Siapkan Toba Literacy and Arts Festival

Kamis, 19 Oktober 2017 – 02:32 WIB
Seniman Batak Kompak Siapkan Toba Literacy and Arts Festival - JPNN.COM
Para seniman Batak dalam focus group discussion (FGD) di Jakarta, Rabu (18/10) untuk mempersiapkan Toba Literacy and Arts Festival (TLAF) 2018. Foto: Panitia TLAF for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kawasan Danau Toba di Sumatera Utara seolah tiada habisnya untuk dieksplorasi. Bahkan, makin banyak event-event untuk melambungkan danau kaldera terbesar di dunia itu sebagai destinasi wisata kelas dunia.

Salah satu event yang akan digelar adalah Toba Literacy and Arts Festival (TLAF) pada awal 2018. Rencananya, TLAF akan diselenggarakan di Balige, Kabupaten Tobasa.

Untuk itu, puluhan seniman Batak berkumpul di sebuah hotel di Jakarta Pusat, Rabu (18/10) guna mendiskusikan TLAF. Ada musisi, pegiat sastra/literasi dan budaya yang hadir dalam diskusi itu.

Musisi Batak yang terlibat dalam persiapan TLAF antara lain Viky Sianipar, Irwansyah Harahap, Rizaldi Siagian dan Iranhas Ambarita. Sedangkan pegiat sastra yang hadir dalam diskusi persiapan TLAF antara lain Monang Naipospos, Saut Poltak Tambunan, Manguji Nababan, Thompson HS, Togu Simorangkir dan Hotman J Lumban Gaol atau Hojot Marluga.

Direktur TLAF Deddy Sitorus mengatakan, festival literasi dan seni itu merupakan upaya mendukung program pemerintahan Presiden Joko Widodo yang getol mengembangkan kawasan Danau Toba sebagai destinasi wisata unggulan. Menurutnya, ketika pemerintah berfokus pada pengembangan infrastruktur pariwisatanya, maka seniman dan pelaku budaya perlu mengambil peran untuk membentuk ekosistemnya.

“Jadi ekosistem wisatanya harus dibentuk dahulu. Harus ditopang oleh kebudayaan,” kata Deddy.

Lebih lanjut Deddy mencontohkan Bali yang sudah begitu kondang di mancanegara. Menurutnya, Bali bisa menjadi destinasi wisata yang maju karena budaya masyarakatnya yang melekat dalam kehidupan sehari-hari.

Deddy menyebut masyarakat di kawasan Danau Toba juga punya tradisi dan budaya yang bisa memikat wisatawan. “Bagaimana caranya di kita orang lahir, pesta kawin, meninggal, mangokal holi (menggali tulang belulang, red) bisa menarik bagi wisatawan,” kata Deddy.

Para seniman Batak merasa ikut terpanggil untuk membentuk ekosistem pariwisata di Danau Toba. Untuk itu, akan ada Toba Literacy and Arts Festival 2018.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News