Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Seniman Faida Rachma Soroti Isu Hunian dan Kepemilikan di Jakarta Biennale 2024

Selasa, 05 November 2024 – 21:14 WIB
Seniman Faida Rachma Soroti Isu Hunian dan Kepemilikan di Jakarta Biennale 2024 - JPNN.COM
Sejumlah seniman perempuan dari program residensi Baku Konek tampil dengan karya-karya yang membawa perspektif unik di perayaan Jakarta Biennale 2024 yang ke-50 tahun. Foto: Dokumentasi Kemendikbudristek

Faida menyampaikan karya ini adalah hasil dari pengalaman residensinya di Riwanua, tempat yang memberikan banyak inspirasi tentang bagaimana ruang dan kehidupan manusia
saling berkaitan.

"Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari Baku Konek, dan lebih dari itu, karya saya bisa dipamerkan di Jakarta Biennale 2024 yang merayakan lima dekade perjalanan luar biasa,” kata Faida dengan antusias.

Selain Faida Rachma, ada beberapa seniman Baku Konek di Jakarta Biennale, seperti Nani Nurhayati lewat karyanya Tepung-Pa-Tepung, Nabila Tabita dengan karyanya Bertukar Cerita, Widi Asari yang mengangkat seni menenun dengan judul Ingatan Kain Mama.

Kemudian, ada Zuraisa yang menggambarkan penyintas peristiwa DI-TII 1962 dengan judul karya Yang Liar, Yang Menghidupi, dan masih banyak lagi.

Seniman Perempuan di Baku Konek: Mengeksplorasi Seni dari Perspektif ‘Nurture’

Di perayaan Jakarta Biennale 2024 yang ke-50 tahun, sejumlah seniman perempuan dari program residensi Baku Konek tampil dengan karya-karya yang membawa perspektif unik, berangkat dari pengalaman dan sudut pandang mereka dalam merespons lingkungan serta budaya setempat.

Program Baku Konek sendiri melibatkan tujuh seniman perempuan yang hadir baik secara individu maupun kolektif, membawa karya-karya yang tak hanya ekspresif, tetapi juga mendalam dalam merangkai cerita dan memori kolektif.

Karya-karya seniman perempuan dalam residensi Baku Konek memiliki fokus tematik yang beragam, tetapi jika ditelaah, mereka cenderung membawa perspektif nurture—atau sikap merawat.

Sejumlah seniman perempuan dari program residensi Baku Konek tampil dengan karya-karya yang membawa perspektif unik di perayaan Jakarta Biennale 2024

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News