Sensus Dengan Big Data Mobile Positioning Lebih Presisi
jpnn.com - jpnn.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suharyanto memang baru menggantikan pejabat lama Suryamin yang memasuki masa pensiun pada15 September 2016.
Namun, visi ke depan pria asli Blitar, Jawa Timur ini sudah terasa meskipun baru genap lima bulan menjabat.
Metode sensus dengan Big Data Mobile Positioning Data (MPD) yang sudah dilakukan untuk menghitung wisatawan mancanegara (Wisman) melalui teknologi seluler sejak Oktober, November, Desember 2016 itu diacungi dua jempol.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Djunaedi angkat topi dengan skema penghitungan di wilayah perbatasan yang biasa disebut PLB atau Pos Lintas Batas terseebut.
Ada 19 Kabupaten dan 46 Kecamatan di kawasan terdepan Indonesia yang berbatasan dengan negara tetangga yang dihitung dengan mobile celluler yang berkualitas, akurat, mudah, dan hasilnya presisi.
“Era digital memang harus didekati dengan teknologi digital pula. Saya lihat, uji coba penggunaan Big Data Mobile Positioning untuk Singapura dan alat detektornya dipasang di Batam bulan September 2016 lalu. Hasilnya, hampir sama, nyaris tidak ada beda. Terlalu kecil, margin erornya, sehingga bisa diabaikan. Data pertama dihitung oleh Imigrasi, data kedua dihitung dengan menggunakan Big Data MPD itu. Hasilnya presisi!” jelas Didien.
Penghitungan ini betul-betul menggunakan mata teknologi, dengan mesin, tidak ada kompromi dengan tangan manusia. Proses pengambilan data juga dilakukan nonstop selama 24 jam x 7 hari x 52 minggu dalam setahun.
Teknologi itu memberikan profile customers wisman yang datang dengan lengkap, soal lama tinggal (length of stay), frekuensi kedatangan, spending, preferensi aktivitas wisata, kota asal dan mampu mencatat wisman yang tidak melalui jalur pintu PLB.