Sentimen di Luar AS Mulai Positif
jpnn.com - JAKARTA - Sentimen negatif global diharapkan segera memudar ditandai pergerakan positif mayoritas bursa Asia dan Eropa. Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) menguat tipis 1,24 poin (0,03 persen) ke level 4.700,22 pada akhir pekan kemarin menandakan masih ada potensi aksi profit taking.
Head of Technical Research PT Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan IHSG akhir pekan kemarin tertolong beberapa faktor terutama masih menguatnya pasar obligasi yang memberikan imbas positif bagi pasar ekuitas. Pertolongan dari pasar obligasi itu didukung sentimen global yang mulai positif sehingga meski sempat bergerak fluktuatif sepanjang perdagangan akhirnya finish di zona hijau.
Namun level penutupan IHSG akhir pekan itu bukan merupakan level tertinggi sempat tersentuh pada hari yang sama. Level penutupan yang terbentuk lebih rendah dari pembukaan. "Hawa ambil untung masih mewarnai perdagangan saham. Kembalinya aksi beli pada saham-saham komoditas dan konsumer mampu menyelamatkan laju IHSG di akhir pekan sehingga tidak melanjutkan laju negatifnya," ucap Reza, kemarin.
Pada akhir pekan kemarin IHSG memang sempat menyentuh level 4.736,30 sebagai tertinggi dan 4.661,61 sebagai terendah.
Meski begitu bursa Amerika Serikat (AS) akhir pekan kemarin gagal ke zona positif. Indeks Dow Jones turun 28,28 poin (0,17 persen) ke level 16.302,77. Indeks S&P 500 turun 5,49 poin (0,29 persen) ke level 1.866,52. Indeks Nasdaq turun 42,50 poin (0,98 persen) ke level 4.276,79.
Laju bursa saham AS tidak seirama dengan laju bursa saham Asia dan Eropa yang mayoritas berakhir menghijau. Reza menilai hal tersebut terjadi setelah muncul pemberitaan terkait pengawasan harga obat oleh pemerintah AS dan membuat saham-saham farmasi berguguran dan memimpin pelemahan.
Di sisi lain, pelemahan terjadi seiring adanya profit taking setelah indeks S&P500 menyentuh rekor terbarunya dan kembali meningkatnya kekhawatiran terhadap situasi geopolitik setelah Rusia menyatakan dengan keras menolak sangsi yang akan diberikan Eropa dan AS," terusnya.
Di luar itu sentimen global mulai positif. Meski nilai mata uang Yuan terus mengalami penurunan setelah PboC mengambil kebijakan penurunan kurs referensinya namun laju bursa saham Tiongkok dapat menguat setelah merespon positif penilaian pemerintah setempat yang akan melonggarkan batasan pendanaan bagi pengembang properti dan adanya sinyal pertumbuhan perbankan.