Sentra Garam Butuh Mesin Refinery Kapasitas 20 Ton per Jam
jpnn.com - SURABAYA - Pengolahan lebih lanjut dengan mesin pemurnian (refinery) garam semakin dibutuhkan. Itu bertujuan agar garam produksi petani memiliki kualitas yang lebih baik.
Direktur Pemasaran PT Garam Ali Mahdi menyatakan, ada beberapa mesin refinery di sejumlah sentra garam rakyat. Namun, kapasitas mesin yang tersedia masih kecil, hanya dua ton per jam.
Akibatnya, hal tersebut kurang efisien untuk mengolah garam rakyat. Supaya operasional bisa efektif dan efisien, diperlukan mesin berskala besar.
Biaya yang dikeluarkan relatif lebih rendah daripada mengoperasikan mesin yang berkapasitas kecil. ’’Dengan kondisi mesin sekarang, banyak petani yang enggan memanfaatkan,’’ jelasnya.
Sentra-sentra garam rakyat membutuhkan mesin refinery berkapasitas 10–20 ton per jam. Harga mesin berkapasitas 60 ton per jam memang cukup mahal, yakni sekitar Rp 60 miliar per unit. Karena itu, dibutuhkan dukungan pemerintah.
’’Tiap sentra minimal ada satu mesin. Misalnya, Pamekasan, Sumenep, dan Sampang, masing-masing ada satu mesin. Kemudian, ada mesin refinery di Jateng dan Jabar,” terangnya.
Idealnya, tutur Ali, di satu sentra garam terdapat satu mesin dengan kapasitas lima ton, bahkan 10–20 ton per jam. Dengan demikian, semua garam rakyat bisa dicuci sehingga hasilnya sangat berkualitas.
Deputi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Maritim Agung Kuswandono menambahkan, penerapan geomembran di sentra produksi saja tidak cukup. Garam yang tidak kontak dengan tanah masih perlu dicuci apalagi yang terkena tanah langsung.