Sentuhan Indra Lesmana Dalam Bakat Joey Alexander
jpnn.com - NAMA Joey Alexander langsung menggebrak ajang penghargaan Grammy beberapa waktu lalu. Betapa tidak, dia adalah orang termuda yang sukses masuk sebagai nominasi ajang penghargaan musik paling bergengsi di jagat ini.
Tak heran, di usia semuda itu, Joey resmi menjadi musisi termuda yang masuk daftar pendek di genre tersebut. Bocah dengan bakat luar biasa ini lahir di pulau dewata. Sebenarnya, Bali tak begitu dekat dengan kata jazz, namun Joey muncul dari pulau ini.
Awalnya, Joey belajar musik di usia enam tahun hanya dengan mendengarkan Duke Ellington, Charlie Parker dan Thelonious yang merupakan koleksi ayahnya. Joey mulai unjuk gigi di klub lokal dan Jakarta ketika menginjak usia delapan tahun.
Sekitar 2014, Joey dan keluarganya pindah ke New York seiring melejitnya kariernya. Tahun lalu, anak berkacamata ini berhasil memukau di Newport Jazz Festival sebagai musisi termuda di ajang jazz bergengsi kelas dunia itu.
Di Indonesia, Joey belajar jazz dari Indra Lesmana. Indra pertama kali mendengarkan permainan Joey ketika orang tua anak berkacama ini membawanya ke klub RedWhite Jazz Lounge.
“Orang tua dia (Joey) menghubungi saya dan bertanya apa saya bisa mengajarinya jazz,” kata Indra seperti dilaporkan Telegraph. Menurut Indra, Joey sangat berbakat dan jelas memiliki potensi besar menjadi musisi andal.
Bagi Indra, Joey merupakan murid yang rajin dan kerap memaksa duduk di sebelah Indra. Hal ini Joey lakukan agar ia bisa mengikuti gerak jemari Indra di piano.
Selama dua tahun, Indra mengajari Joey musik dan merekomendasikan Joey ke teman dekatnya di program jazz di Lincoln Centre di Manhattan, Amerika Serikat. Kemudian, video Joey sedang beraksi akhirnya ditemukan peniup terompet legendaris Wynton Marsalis. Marsalis pun terpukau.
Undangan untuk tampil dalam ajang tahunan ‘Round Midnight’ pun datang pada Joey. Seusai acara, tanpa menyadarinya, para undangan berdiri dan memberikan tepuk tangan pada Joey.
Tak lama, Joey pun mulai menulis lagunya sendiri di usia 10 dengan komposisi ‘Ma Blues’ dan membuatnya mendapat julukan ahli improvisasi. “Saya tak pernah membuat rencana ketika tampil di panggung,” kata Joey seperti laporan CBS.
Di sisi lain, Marsalis bilang ia belum pernah mendengar musisi bermain seperti Joey. “Ia jenius,” katanya.
Orang tua Joey, Denny dan Fara Silas, mengakui bahwa Joey kecil termasuk hiperaktif. Hal inilah yang membuat mereka membelikan sebuah keyboard untuk menyalurkan energinya. Marsalis pun yakin bahwa Joey bukan produk paksaan orang tuanya.
“Anak ini punya filosofi yang kuat. Bukan orang tuanya yang mendorongnya, melainkan Joey,” kata Marsalis. (bca/adv)