Sepak Bola Gajah Terheboh, Persipura Menang 12-0 atas Persebaya
Suporter Persebaya tidak marah karena memang menginginkannya. ”Padahal, kalau situasinya normal, kalah segitu banyak bisa-bisa gawang kami hilang,” canda Usnadi.
Pria 57 tahun tersebut tidak asal berkelakar. Saat dirinya diturunkan di sebuah turnamen dan kebobolan lebih dari satu gol, penonton melempari gawangnya dengan aneka sampah.
”Bayangkan, kami kemasukan 12 gol, apa tidak bakal digotong gawangnya sama penonton yang marah?” kelakarnya lagi.
Usnadi mengungkapkan, ketika diturunkan menggantikan Eddy, sebenarnya tak ada instruksi agar dirinya tidak serius. Misalnya sengaja menjatuhkan bola yang sudah ditangkap. Atau bergerak ke kiri saat bola ditembak ke kanan gawang. Tapi, ya itu tadi, gara-gara dianggap belum aman, jadilah dia melompat ke atas saat bola ditembak mendatar. Dan menjatuhkan diri saat bola ada di atas.
Dukungan penuh publik Surabaya itulah yang juga memberikan andil segera lenyapnya rasa sedih para pemain. Semua pendukung Persebaya maklum dengan langkah Persebaya. ”Apalagi, saat itu juga tidak ada ancaman sanksi dari FIFA atau PSSI. Jadi, kami tenang-tenang saja,” kata Seger.
Seperti juga tertulis di buku, pada musim sebelumnya, sepak bola gajah sebenarnya juga dipraktikkan Perseman dan Persib Bandung di babak 6 besar.
Praktik pengaturan hasil pertandingan tersebut juga diduga dilakukan Spanyol dan Malta pada kualifikasi Piala Eropa 1984. Tak ada sanksi untuk dua peristiwa itu.
Namun, pemakluman publik Surabaya tadi tetap menuntut syarat: Persebaya harus juara. Syarat yang tidak berlebihan. Sebab, Persebaya memiliki modal lengkap untuk merealisasikan ambisi. Materi pemain tim asal Kota Pahlawan itu paling komplet. Kualitasnya berada di atas semua kontestan Divisi Utama.