Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Seperti Ini Perjuangan Menjual Sawit ke Pasar Eropa

Sabtu, 07 November 2015 – 19:34 WIB
Seperti Ini Perjuangan Menjual Sawit ke Pasar Eropa - JPNN.COM
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Industri sawit bisa sedikit bernapas lega. Salah satu komoditas unggulan Indonesia tersebut mulai dapat diterima pasar Eropa setelah seMPAT kena cap negatif tanpa alasan jelas.

Cap negatif atas produk minyak sawit di pasar Eropa sebelumnya memang begitu terasa. Di sana sebuah produk dianggap begitu heroik dan layak beli jika pada kemasan tercantum tulisan tidak mengandung minyak sawit di dalamnya.

''Sampai ada satu produk, makanan ringan keripik kentang, di pasar Eropa yang tertulis no palm oil di kemasannya. Padahal, dia juga jualan di Indonesia. Apa yang terjadi? Di Indonesia, dia tulis palm oil mengandung vitamin A, vitamin ini, vitamin itu dalam kemasannya,'' ungkap Counselor Embassy of the Republic Indonesia to the Kingdom of Belgium, the Grand Duchy of Luxembourg, and the European Union Bonanza Perwira Taihitu saat ditemui Jawa Pos di Milan, Italia, pada 29 Oktober lalu.

Bonanza yang saat itu mengikuti European Palm Oil Conference (EPOC) 2015 di Hotel Klima Milano merasakan susahnya memberikan edukasi kepada para pemangku kepentingan di sana. Padahal, hampir setiap pembahasan soal pangan, sawit menerima serangan keras.

''Kami jelaskan perlahan bahwa apa yang dipersepsikan masyarakat di Eropa itu tidak sepenuhnya benar. Kami jelaskan bahwa sawit juga tanaman penghasil oksigen. Setiap panen, pohonnya tetap berdiri dan produktif sampai belasan, bahkan puluhan tahun. Tidak seperti mereka kira bahwa sawit tidak ramah lingkungan,'' paparnya.

Begitu pula anggapan negatif dari aspek kesehatan jika mengonsumsi minyak sawit. Bonanza mengungkapkan bahwa ada stigma yang merugikan. Minyak sawit dikira bisa mengganggu kesehatan. ''Semua itu tidak beralasan karena riset ilmiah mengatakan sebaliknya,'' tegasnya.

Berbagai perjuangan kemudian dilakukan, terutama melalui diplomasi dan forum resmi. Bukan hanya Indonesia yang berjuang, tetapi juga Malaysia. Titik cerah itu sudah mulai terlihat.

Pada EPOC 2015, misalnya, Ketua Eksekutif Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Bayu Krisnamurti menyebutkan bahwa saat ini di Eropa sudah ada sedikitnya tujuh asosiasi terkait dengan sawit yang tersebar di beberapa negara berbeda. Mereka semua merupakan pengguna dan pihak yang sudah menyadari sawit lebih dalam.

JAKARTA - Industri sawit bisa sedikit bernapas lega. Salah satu komoditas unggulan Indonesia tersebut mulai dapat diterima pasar Eropa setelah seMPAT

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News