Seperti Inilah Perjuangan Petugas Haji Mencari Korban Tragedi Mina
Secara keseluruhan, tim identifikasi harus memelototi lebih dari 2 ribu foto yang dirilis di Al Muaishim. Lalu, mereka mencocokkannya dengan arsip milik polisi dengan melihat nomor register.
"Jika file itu mendukung dugaan jenazah berasal dari Indonesia, seperti ada gelang identitas atau ada paspor atau lainnya, baru kami bisa memastikan bahwa itu adalah jenazah jamaah haji Indonesia," tegasnya.
Jika masih ragu, lanjut Muchlis, tim tersebut masuk ke tahap berikutnya, yaitu melihat langsung jenazah korban sesuai dengan nomor foto yang diperoleh. "Kami buka file dengan nomor yang sama dengan foto itu. Selanjutnya, kami meyakinkan dengan melihat jenazah yang ada dalam peti," tutur Muchlis.
Taufik menyatakan pernah melihat gelang jamaah yang masih melekat di jenazah. Menurut dia, hal itu sangat membantu. "Pernah ada kejadian, awalnya tidak ada isi file, tapi ternyata ada gelang yang menempel di tangannya. Itu sudah kami buktikan lagi, ternyata benar orangnya (jamaah Indonesia, Red)," ujar Taufik.
Menurut pria kelahiran Makassar pada 1955 itu, ke depan perlu dipikirkan agar gelang jamaah haji tidak mudah terlepas. Selain itu, nama jamaah haji di gelang perlu ditulis dalam huruf Arab sesuai dengan penulisan identitas jenazah di Arab Saudi.
"Jadi, ketika petugas di sini melihat gelang itu, tinggal disalin saja sesuai dengan yang ada dalam tulisan," papar dia.
Menurut petugas Al Muaishim, gelang yang digunakan jamaah negara lain tidak mudah hilang. Gelang itu tetap melingkar di tangan korban. Kecuali, tangan korban putus. Indonesia tampaknya perlu membuat gelang identitas seperti itu. (*/c11/ttg)