Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Seperti Kos, Napi Bayar Kamar hingga Listrik

Kamis, 14 Januari 2010 – 05:17 WIB
Seperti Kos, Napi Bayar Kamar hingga Listrik - JPNN.COM
Kepala Lapas wanita Pondok Bambu Sarju Wibowo (kiri) diganti Catur Budi Patayatin (kanan). (foto: Raka Denny/Jawa Pos)

Sarju yang ditanya soal pencopotannya hanya berucap singkat. "Terima kasih, terima kasih ya. Saya nanti ditugaskan di kantor Dirjen Pemasyarakatan," jelasnya. Persoalan yang belum bisa diatasi Sarju, antara lain, masih banyaknya keluhan pungutan liar di rumah tahanan tersebut. Seorang tukang ojek yang putrinya ditahan di rutan itu karena kasus penipuan mengeluhkan banyaknya biaya yang harus dibayarkan kepada pihak rutan. Padahal, di halaman rutan dipasang banyak poster berisi antipungutan liar. "Kami ini hanya tukang ojek. Masuk penjara susahnya makin bertumpuk," jelas pria yang tinggal di kawasan Petamburan, Jakarta Barat itu.

Saat masuk penjara, anaknya yang kini berusia 29 tahun dan memiliki bayi berusia 1,5 bulan itu harus mengeluarkan uang Rp 125 ribu. Kabarnya uang itu untuk bayar kamar. Dia juga harus berkumpul dengan sekitar 20 narapidana lain di blok F. "Ya, kamarnya seadanya," jelasnya.

Pungutan tak sampai di situ. Setiap bulan pria 50 tahun itu juga harus mengirim uang untuk kepada anaknya Rp 285 ribu. Uang itu untuk membayar banyak kebutuhan. Di antaranya, uang makan Rp 200 ribu. Sebenarnya, uang makan bagi napi diberikan secara gratis. Namun, bila cara itu yang dipilih, rutan akan memberikan nasi jatah seadanya. "Kalau ada uang saya bayar. Kalau nggak ada, ya nggak saya bayar," terangnya.

Selain itu, lanjut pria tersebut, anaknya minta uang yang katanya untuk iuran listrik dan air. Besarnya Rp 50 ribu. Sisanya Rp 35 ribu untuk sewa kamar. Bukan hanya itu. Ada juga uang sewa rompi Rp 5 ribu untuk sekali pakai. Rompi ini biasanya dipakai napi ketika menemui tamu. "Namanya anak. Kalau nggak ada, ya dicari-carikan,? ucapnya. Yang pasti, lanjutnya, masuk tahanan itu justru seperti orang kos. "Orang ditahan itu sudah susah, masuk tahanan makin dipersusah," ungkapnya.

Belum genap setahun Sarju Wibowo menjabat kepala Rutan Wanita Pondok Bambu. Namun, kemarin dia harus angkat kaki setelah Satgas Pemberantasan Mafia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close