Seperti Mati padahal Siap Menyergap, yang Kecil Lebih Bahaya
Bukan sekadar guide, tapi mereka adalah orang yang sudah dilatih untuk mengantisipasi kondisi-kondisi, andai ada komodo. Senjatanya bukan senapan ataupun pedang, tapi hanya sebatang kayu panjang, yang ujungnya harus bercabang.
"Fungsinya kayu cabang itu untuk tekan posisi di leher. Komodo menyerang, sesuai dengan arah kepalanya. Kalau leher sudah dikunci, nanti leher diarahkan, kepala pasti ikut arahnya, di situ kita punya cara untuk menghindar serangannya," jelas dia.
Saat perjalanan, ada 25 rombongan bersama Menpora Imam Nahrawi. Biasanya, satu ranger untuk 15-20 rombongan. Tapi, demi keamanan, tiga ranger pun diterjunkan.
Baru berjalan 150 an meter, seekor Komodo terlihat santai, tak ada gerakan sedikitpun, seolah-olah kadal raksasa itu mati.
"Ini yang kita harus hati-hati. Dia tipu mangsa kalau begitu, Komodo memang bisa kamuflase, diam, tapi saat mangsa dekat, langsung sergap," terang Boeky.
Sayang, saat JPNN di sana, Komodo memasuki musim kawin. Itu yang membuat jumlah hewan purba tersebut terlihat berkurang. Biasanya, saat pagi hari ada puluhan Komodo yang berjemur di pinggir pantai agar hangat.
Tapi, Anthonius. Salah seorang local ranger menjelaskan, saat musim kawin, Komodo akan memilih menjauh ke dalam hutan.
"Kalau kawin, pasti ada tiga sampai empat Komodo yang berebut satu betina. Dan mereka kawinnya, pasti tersembunyi, jauh di dalam hutan. Sekarang sedang musim kawin, jadi jarang kelihatan," tandasnya.