Serli Terpaksa Putus Sekolah demi Merawat Ibu dan Adik
Kondisi kesehatannya pun tak kunjung stabil karena minim biaya untuk pengobatan. Selama Siti sakit, baru tiga kali periksa di Puskesmas Mrapen, Puskesmas Godong, dan RSUD Purwodadi.
”Saat di RS saya sudah di-rontgen dan CT-scan. Diagnosis dari dokter tidak ada apa-apa. Kalaupun strok, kaki saya saat dicoba pukul masih terasa sakit. Harusnya kan tidak. Namun ada juga dokter yang menyebut sakit syaraf,” jelas Siti.
Setelah itu, dia tidak pernah ke dokter lagi dan melanjutkan penyembuhan melalui pengobatan alternatif. ”Kalau lewat dokter mahal, tak ada biaya meski sebenarnya sudah memiliki KIS (Kartu Indonesia Sehat, ted),” keluhnya.
Setelah mendengar kisah Serli, Kepala Dinas Sosial Grobogan Andung Sutiyoso didampingi petugas Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) pada Minggu (29/10) lalu langsung turun tangan. Kadin menyambangi rumah Serli untuk memberikan bantuan alat bantu jalan dan sembako.
”Untuk pengobatan kami sarankan ke RSUD R Soedjati melalui Dinas Kesehatan. Sebab Siti Arwah sudah memiliki KIS. Pihak desa didampingi TKSK harus membantu proses mengantar berobat,” jelas Andung.
Selain itu, Serli juga memiliki KArtu Indonesia Pintar (KIP) yang mengharuskannya melanjutkan sekolah. “KIP mengharuskan Serli melanjutkan sekolah. Serta Siti Arwah juga mendapatkan rastra melalui PKH (Program Keluarga Harapan, red) yang didapat setiap bulannya,” ungkapnya.
Kabid Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin Kurniawan Dinsos Grobogan menambahkan, pihaknya akan melakukan pengecekan terhadap keluarga Siti Arwah di basis data terpadu (BDT) yang saat ini sedang dalam proses verifikasi. Menurutnya, Siti Arwah bisa dimasukkan dalam BDT.
“Karena selama ini selalu mendapatkan bantuan. Nanti apabila sudah pasti masuk didata tersebut akan coba kami usulkan program Rumah Tak Layak Huni (RTLH). Karena memang perlu diberikan kepada mereka,” ungkapnya.(ks/int/lil/aji/JPR)