Sesjen Ingin MPR Zero Tolerance
jpnn.com - Sekretaris Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat (Sesjen MPR) Ma'ruf Cahyono mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan langkah-langkah reformasi birokrasi.
Menurut dia, dalam melakukan reformasi birokrasi itu, diperlukan peran utama para pegawai. "Kami memerlukan orang-orang yang mempunyai integritas, kepribadian yang baik, yang pada gilirannya menjadikan para pegawai menjadi professional,” kata Ma'ruf di ruang kerjanya, lantai 5, gedung Nusantara III, komplek MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Kamis (8/6).
Menurut dia, untuk membentuk sikap dan sifat tersebut maka diperlukan orang-orang yang sehat jasmani dan rohani. Alumni Universitas Jenderal Soedirman itu mengatakan sehat fisik saja tidak cukup. Pun demikian, sehat rohani kalau fisiknya tak mendukung juga tak cukup. “Jadi harus ada keseimbangan dua-duanya,” tegasnya.
Karena itu Ma'ruf mengatakan, Sekretariat Jenderal MPR tidak ingin ada sumber daya manusia (SDM) yang fisik dan psikis tidak sehat karena faktor-faktor kecanduan atau ketergantungan narkoba.
"Narkoba merusak segala macam hal, dari mulai dedikasi, emosi, kejiwaan dan lainnya. Bila terkena bahaya narkoba akan membuat kontraproduktif dengan penyelenggaraan kerja di lingkungan Setjen MPR,” katanya.
Berangkat dari persoalan itu, Setjen MPR melakukan Penyuluhan Bahaya Narkoba, Rabu (7/6) kemarin di gedung MPR. Penyuluhan diberikan kepada seluruh pegawai di lingkungan Setjen MPR. Penyuluhan ini sebagai upaya preventif agar SDM jangan sampai ada kecanduan atau ketergantungan narkoba. “Dengan penyuluhan diharapkan bahaya narkoba dapat dihindari,” tegasnya.
Dia menegaskan, penyuluhan diadakan bukan karena ada yang kecanduan atau mengkonsumsi tetapi karena upaya pencegahan. “Jangan sampai terjadi penggunaan narkoba karena sangat merusak,” paparnya.
Pencegahan ini juga sebagai upaya membuat Setjen MPR menjadi wilayah yang bebas dan bersih dari narkoba. "Selama ini tidak ada pegawai yang terkena bahaya narkoba,” ungkap pria asal Purwokerto, Jawa Tengah itu.