Setahun, Angka Pengangguran Terbuka di Sumut Tambah 5 Ribu
Selain itu disampaikannya bahwa sektor pertanian masih menjadi penyerap jumlah tenaga kerja terbanyak yaitu mencapai 37,53 persen pada Agustus 2017, tetapi jika dibandingkan dengan bulan yang sama 2016 maka terjadi penurunan 6,97 poin jika dibandingkan persentase penduduk yang bekerja di sector ini pada Agustus 2016 sebesar 44,50 persen.
Sedangkan sektor perdagangan, rumah makan dan akomodasi dan beberapa sektor lain mengalami kenaikan.
Pun begitu, sektor pertanian juga mengalami penurunan cukup besar, mencapai 6,97 poin, dari 44,50 persen pada Agustus 2016 menjadi 37,53 persen pada bulan yang sama tahun ini.
Penurunan ini diduga disebabkan pengaruh musim tanam dan musim panen. Pada saat tidak musim tanam dan panen biasanya pekerja akan beralih ke sektor lain seperti sektor perdagangan dan lainnya, yang biasanya sebagai pekerja bebas.
Hal lain yang juga menjadi perhatian pihaknya yakni selama kurun waktu Agustus 2016-2017, penduduk bekerja dengan status berusaha sendiri, mengalami peningkatan besar yaitu bertambah sebesar 4,03 poin atau 315 ribu orang.
Utamanya peningkatan tersebut ada di sektor perdagangan, rumah makan dan akomodasi. Begitu juga dengan penduduk yang berstatus sebagai pekerja bebas bertambah sebanyak 104 ribu orang.
Sementara jumlah penduduk yang bekerja berdasarkan tingkat pendidikan, jenjang SD ke bawah masih mendominasi dengan persentase 30,02 persen atau sebesar 1.911 (menurun) dari total 6,3 juta penduduk yang bekerja untuk seluruh jenjang pendidikan. Sedangkan yang terkecil adalah diploma (I/II/III) sebanyak 202 orang atau 3,17 persen.
Menyikapi ini, Anggota Komisi E DPRD Sumut, Nezar Djoeli khawatir, jumlah pengangguran di Sumut akan terus bertambah. Disebutnya, pertumbuhan lima ribu pengangguran itu bukanlah jumlah yang sedikit. Kata dia, pengangguran erat kaitannya dengan kurikulum pendidikan yang ada saat ini.