Setelah Kalah Telak, Janji Bikin Ending yang Indah
Catatan AZRUL ANANDASenin, 26 Oktober 2009 – 04:46 WIB
Pada laga pemanasan serius di Bunbury, melawan anak-anak pilihan di South West Academy of Sports, barulah tim Indonesia seperti kena setrum hebat. Halusnya, kena "siraman yang membangunkan". Kasarnya, kena "tempeleng". Tim putra dan putri sama-sama kalah telak. Masalahnya, kalah telak bukan karena murni kalah "kelas". Dalam semangat dan upaya, tim juga tampak sangat kendur. "Sebanyak 40 persen poin lawan karena kesalahan kita sendiri," kata Njoo Soen Eng, pelatih tim putri dari SMA Frateran Surabaya.
Ketika nonton pertandingan itu, saya sendiri sangat kecewa. Tapi, dalam hati saya bersyukur. Sebab, anak-anak sendiri sadar telah tampil mengecewakan. Bisa dilihat dari gerak tubuh dan perilaku setelah pertandingan itu. Biasanya ceria, kali ini muram. Kalau benar mereka sadar sendiri, itu pertanda baik. Kalau benar mereka sadar sendiri, saya yakin, mereka akan bangkit dan membuat semua bangga.
***