Setelah Operasi Caesar, Kejang, lalu Tewas
jpnn.com - PROBOLINGGO - Hidup Siti Maryam, 32, berakhir di ruang intensive care unit (ICU) RSUD dr Moh. Saleh, Kota Probolinggo, Minggu (29/9). Warga Jalan Ikan Belanak, Kelurahan/Kecamatan Mayangan, Probolinggo, itu tewas setelah kejang-kejang pascaoperasi Caesar anak keduanya.
Dia menjalani operasi sekitar pukul 08.00 dan masuk ruang ICU sekitar pukul 09.00. Maryam dinyatakan meninggal pukul 11.00. Sementara itu, bayinya yang berjenis kelamin perempuan selamat. Jenazah Maryam selanjutnya dibawa ke rumah duka pukul 14.00.
Menurut informasi yang dihimpun Radar Bromo (JPNN Group), Maryam dibawa ke RSUD dr Moh. Saleh pukul 24.00 Sabtu (28/9). Sebelumnya, dia ditangani Bidan Upik di Kelurahan/Kecamatan Mayangan. "Sejak malam sampai pagi dia buka empat terus," kata Junaida, adik ipar Maryam.
Setelah itu, Maryam masuk ruang bedah. Tim medis berhasil mengoperasi dan mengeluarkan bayi Maryam dengan selamat. Setelah itu, ibu dua anak itu dibawa ke ruang ICU. Di ruang tersebut Maryam mulai kejang-kejang hingga akhirnya tewas tiga jam setelah dioperasi.
Perawat jaga ruangan sempat menghubungi dokter yang menangani korban. Namun, Maryam sudah tidak bernyawa saat dokter tersebut tiba di ruang ICU. Kabar tewasnya korban pascaoperasi Caesar itu langsung menyebar. Tidak sedikit keluarga pasien lain yang penasaran untuk melihat ke ruang ICU dari luar.
Soal kasus itu, Wakil Direktur Pelayanan Medis RSUD dr Moh. Saleh Taufikurrahman mengungkapkan bahwa pasien mengalami emboli amnion atau masuknya air ketuban ke pembuluh darah. Keadaan tersebut terjadi di ruang ICU. "Kondisi itu tidak dapat diprediksi dokter," katanya saat dihubungi melalui telepon seluler.
Menurut Taufik, kasus seperti itu tidak hanya terjadi pada pasien operasi Caesar. Dalam persalinan normal, kata dia, pun bisa mengalami kondisi serupa. Sebab, ada pembuluh darah yang terbuka.
Berdasar laporan, seluruh prosedur Caesar sudah diterapkan secara benar. Operasi dilakukan dr Slamet. Taufik mengakui bahwa dokter yang menangani tidak selalu siaga di ruang. Namun, dokter itu tetap mengontrol kondisi pasien di ruang ICU. "Monitoring-nya ada di mesin. Ada juga perawat yang akan melapor ke dokter bila terjadi sesuatu," pungkasnya. (qb/aad/JPNN)