'Setiap Napas Anak Saya Harus Diganti dengan Uang'
Sabtu, 06 Agustus 2011 – 08:08 WIB
Di saat Shafa tengah beristirahat kemarin siang, di ruang tunggu basement gedung A RSCM, ibunya, Wina, dengan setia menunggu. Beberapa kali perempuan 38 tahun itu terlihat menyeka keringat di wajahnya. Suhu udara di ruangan berukuran 6 x 6 meter persegi itu memang membuat gerah tubuh. Satu kipas angin tak mampu melawan panasnya hawa di ruangan tersebut.
"Saya tak boleh meninggalkan anak saya. Takut kalau sewaktu-waktu dipanggil," kata perempuan yang tinggal di kawasan Utan Kayu, Jakarta Timur, itu.
Setiap Shafa menangis Wina harus segera lari ke lantai 6 gedung A, tempat buah hatinya itu dirawat. Jika tidak ada panggilan dari Shafa, dia beristirahat meski sekadar rebahan di kasur lipat tipis yang selalu dia bawa.