Setiawan Djody Kembali Bermusik setelah Sukses Jalani Ganti Hati
Lebih Baik Mati Sambil Teriak daripada Mati MenuaMinggu, 01 Januari 2012 – 16:00 WIB
Selain dokter, pihak yang sempat mengutarakan kekhawatirannya terhadap konser itu adalah keluarga. Namun, kekhawatiran mereka lebih kepada keselamatan, bukan faktor kesehatan. "Soal kesehatan sih keluarga tidak begitu khawatir. Takutnya, katanya ada orang yang tidak suka karena, kan biasa, isinya kritik dan saya banyak orasi," ucapnya.
Justru karena isi lagu dan orasi yang kental dengan kritik terhadap pemerintah dan berbagai kecurangan di Indonesia itulah yang membuat tambah bersemangat. Dalam konsernya, kritik itu memang sangat nyata. Selain dari ucapan, juga dari faktor pendukung, terutama video dan foto-foto yang ditayangkan dalam layar raksasa sebagai background panggung dan empat layar pendukung. Dua di sisi kiri dan dua di sisi kanan.
Kritik kepada pemerintah sekaligus pesan sosial diselaraskan dengan lagu yang sedang dilantunkan. Tata kelola video dan foto yang ditangani sutradara Hanung Bramantyo itu beragam. Mulai dokumenter perang dunia kedua, pidato Presiden Amerika Serikat J.F Kennedy, pidato Presiden Soekarno, pidato Osama bin Laden, Gayus Tambunan, sampai penampilan foto besar, Tan Malaka, tokoh nasional yang terlupakan.