Setnov Terseret Kasus e-KTP, Elektabilitas Golkar Tergerus
jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Partai Golkar Yorrys Raweyai menyatakan, elektabilitas partainya sempat meningkat setelah rapat pimpinan nasional (rapimnas) pada Juli 2016 yang memutuskan untuk mendukung Presiden Joko Widodo pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.
Namun, kini elektabilitas Golkar tergerus akibat ketua umumnya, Setya Novanto terseret-seret kasus dugaan korupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). “Dengan berbagai macam kejadian akhir-akhir ini, terutama e-KTP ini elektabilitas relatif stagnan dan menurun,” kata Yorrys saat diskusi Partai Politik dan Budaya Korupsi di Jakarta, Senin (24/4).
Politikus kelahiran Papua itu mengatakan, setelah Rapimnas Golkar memutuskan mendukung Jokowi maka elektabilitas partai berlambang beringin hitam itu meningkat. Sampai akhirnya elektabilitas Golkar mengalami stagnasi.
“Kunjungan ketum (Novanto, red) ke daerah tidak meningkatkan elektoral partai, terkesan hanya seremonial,” ujarnya.
Karenanya Yorrys mengatakan, Golkar akan mengkaji persoalan itu. Sebab, ada berbagai agenda politik yang harus dihadapi Golkar.
Misalnya, pada Mei 2017 sudah harus memulai proses penjaringan calon untuk pilkada serentak Juni 2018. Sedangkan Agustus 2017, Golkar juga harus menjalani verifikasi faktual sebagai kontestan Pemilu 2019.
Menurut Yorrys, masalah itu memang menyedihkan bagi keluarga besar Golkar. Sebab, persoalannya langsung menyeret ketua umum.
“Ini ke pucuk pimpinan. Ini harus dipikirkan agar tidak berimplikasi politik,” ujarnya.