Si Cantik Rayakan Ultah Bareng Korban Perang Iraq
Menurut guru-guru di Mosul, ISIS mengambil alih sekolah mereka dengan paksa.
Pelajaran di sekolah diganti dengan doktrinasi ISIS.
"ISIS mengganti apel yang biasanya kami gunakan untuk membantu siswa dalam pelajaran berhitung dengan peluru. Pelajaran bahasa Arab berubah menjadi acara mendongengkan kisah remaja pelaku bom bunuh diri," kata salah seorang guru di Mosul.
Kehadiran ISIS di sekolah itu membuat para orang tua enggan menyekolahkan anak mereka.
Maka, Nayir dan teman-teman sebayanya memilih putus sekolah.
Tapi, di kamp pengungsi, mereka kembali ke bangku pendidikan.
Meski terpaksa menuntut ilmu di dalam tenda dengan temperatur udara yang mencapai 40 derajat Celsius, Nayir dan teman-temannya bersemangat.
"Kami perlu menegaskan ini kepada keluarga para pengungsi di sini. Bahwasanya pendidikan adalah yang terpenting untuk anak-anak mereka," ujar Malala.