Siapa di Balik Semua Teror Mengerikan Ini?
jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah aksi teror belum terungkap. Mulai dari penyiraman air keras kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan Selasa 11 April 2017.
Kemudian, dugaan teror pembakaran mobil saat imam besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab menghadiri tabligh akbar di Cawang, Jakarta Timur.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon mengatakan, semua ini harus diinvestigasi mendalam untuk menemukan siapa pelaku dan mengungkap motif di balik aksi tersebut.
"Menurut saya juga harus segera diinvestigasi siapa yang melakukan itu? Sama seperti siapa yang menyiram air keras (ke Novel),” kata Fadli usai menerima penyampaian aspirasi sejumlah ulama dan tim pembela muslim di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (17/4).
“Ini menurut saya bentuk teror,” tegasnya.
Dia pun menyindir kinerja kepolisian dalam mengusut kasus ini. Terlebih lagi, sebelum kasus ini ada peristiwa Iwan Bopeng, yang mengamuk di tempat pemungutan suara pada saat pencoblosan pemilihan kepala daerah serentak 15 Februari 2017 lalu.
Bahkan, saat itu Iwan mengatakan akan “memotong-motong” tentara.
Menurut Fadli, sampai saat ini kasus itu juga tidak jelas sama seperti apa yang dialami Novel Baswedan, dan dugaan teror lewat pembakaran mobil di Cawang.
“Yang menyiram air keras kepada Saudara Novel tidak jelas, yang melakukan ancaman seperti Iwan Bopeng sampai hari ini tidak ketemu. Bagaimana, kok mencari Iwan Bopeng saja tidak ketemu?” kata anak buah Prabowo Subianto di Gerindra tersebut.
Bahkan, Fadli menegaskan, bersedia membuat sayembara untuk menemukan Iwan Bopeng. “Kalau boleh, saya bikin dan saya kasih hadiahnya mencari Iwan Bopeng,” ujar Fadli.
Belum usai satu masalah, kata Fadli, sekarang ditambah lagi adanya dugaan teror lewat pembakaran mobil yang tak kunjung jelas.
Karenanya Fadli meminta agar Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme melakukan investigasi langsung.
“Ini ada apa? Kok diam saja kalau terornya kepada ulama dan tokoh-tokoh ulama? Kok tidak ada gerak cepat? Teror panci saja begitu (cepat diungkap) kayak di film-film. Tapi ini (dugaan teror ulama) tidak ada (penyelesaian),” kata Fadli.
Dia menegaskan, aksi itu sudah termasuk bentuk intimidasi kepada ulama.
Termasuk pula, kata dia, tuduhan makar yang dialamatkan kepada Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam Al Khaththath.
Fadli menegaskan, penetapan Khaththath sebagai tersangka dan penahanan yang dilakukan tanpa ada dasar yang jelas.
“Menurut saya ini intimidasi bahkan seperti yang terjadi terhadap Saudara Al Khaththath ini. Orang tidak bersalah, sudah ditahan., surat penahanan tidak ada saat proses penangkapan. Ini tidak benar,” tambah Fadli. (boy/jpnn)