Siapa Membunuh Putri (7)
Kunci Kamar Kos, Oleh: Hasan AspahaniSambil menimbang saya terus jalan, lampu-lampu jalan terang, di sepanjang trotoar dan bulevar Tanjung Kawin, seakan mengarahkanku ke alamat yang disebut Nenia.
Saya cari-cari, tak ada mobil yang tadi dibawa Nenia mengantarku ke mana-mana. Saya naiki tangga langsung dari depan ke lantai dua lalu menuju nomor kamar yang kuingat. Saya memasukkan anak kunci, tetapi pintu itu ternyata tak terkunci.
Kamar terasa sejuk, lumayan luas, ada sofa dan meja, dan tampak nyaman, mungkin karena aku terlalu capek.
Aku nyalakan lampu, dan terdengar suara orang terkejut. Nenia muncul dari kamar sambil membereskan acak rambut dan kusut pakaian,
”Hei Dur, kamu mau tidur di sini?” Suara Nenia tenang sekali, biasa saja, saya terkejut, juga terkejut melihat ketenangan itu.
Belum sempat aku menjawab, dari kamar Bang Eel muncul. ”Kamu tak ke kosku aja, Dur?”
Saya berusaha untuk tak tampak kaget. ”Oh, eeee… iya, Bang. Saya mau balikin kunci aja kok, Bang” kataku.
Saya balik badan. Kunci kutinggalkan. Saya pikir malam ini saya tidur di kantor Metro Kriminal saja, seperti hari-hari awal saya kerja di kota ini.(*)