Siapa pun yang Menang, (Maaf) Nike Juaranya
jpnn.com - PRODUSEN apparel asal Amerika Serikat, Nike boleh saja merasa jemawa. Tampilnya Portugal dan Prancis di final Euro 2016 akan memberikan gelar buat Nike sebagai Raja Eropa.
Partai puncak yang akan digelar di Stade de France, Saint Denis, Senin (11//7) dini hari itu juga merupakan tamparan keras buat Adidas, brand yang identik dengan corak garis itu. Sebab untuk pertama kalinya sejak 1980, tak ada wakil Adidas di laga final.
Seperti diberitakan Bloomberg kemarin (9/7) sejak Euro 1980 hingga Euro 2012 lalu hanya sekali wakil Adidas tidak menjadi pemenang Euro. Yakni pada Euro 1992 lalu.
Saat itu, Denmark yang disponsori apparel Hummel itu keluar menjadi kampiun. Di laga puncak, Denmark memukul duta tetap Adidas, Jerman, dengan skor 2-0.
Berturut-turut sejak Euro 1980, wakil Adidas yang jadi kampiun adalah Jerman (1980 dan 1996), Prancis (1984 dan 2000), Spanyol (2008 dan 2012), Belanda (1988), dan Yunani (2004).
Rivalitas kedua brand yang juga melambangkan pertarungan Eropa lawan Amerika itu dalam bisnis olahraga yang perputaran keuntungannya sangat menggiurkan. Bloomberg menulis duel kapital keduanya demi keuntungan USD 5 Miliar (Rp 65,4 Triliun) yang tersebar di pasar global.
“Meski kalah pertarungan di final Euro 2016 ini, Adidas mengklaim optimistis menang dari segi penjualan. Adidas berharap rekor penjualan akan mencapai USD 2,8 Miliar (Rp 36,6 Triliun) di akhir tahun,” tulis Bloomberg. “Sedang Nike hanya memperoleh sekitar USD 2,14 Miliar (Rp 28,01 Miliar),” tambah Bloomberg.